[RP] Leine. Leine? lele? (ikan?)

lokasi : municipal building

rules : siapa saja boleh masuk.
sebelum masuk harap baca history chara saya dulu (RP nya sih niatnya di ambil dari history saat tiba di Municipla)*di takol ngerepotin
terdengar suara tamparan dan pukulan bertubi tubi di sebuah rumah kumuh yang telah reot, tak lama terdengar juga jeritan ke marahan dari seseorang tapi tak pernah terdengar suaa rintihan kesakitan atau apapun dari sang korban, aneh

seorang gadis dengan wajah yg lebam, berambut oranye, keluar dari pondok kumuh memakai cloak hitam. namanya adalah myriel leine shurae, atau leine.

dengan kakinya yang berdarah ia terus lari, melaju dengan cepat tanpa melihat ke jalan yang ia tempuh. sampai habislah nafasnya. ia berhenti di depan sebuah rumah seorang perempuan.

luka2 leine dirawat di sana. leine pun menceritakan semuanya kepada perempuan itu. perempuan itu mendengarkan Leine. pada akhirnya ia hanya bilang "aku akan membawa hidupmu ke yang lebih baik"

Leine saat itu baru saja tiba di kota itu...

Setelah ia menemui seorang gadis cantik dan terjatuh di lorong tiba sajalah ia di sini

tempat ini ia meliat pemandangannya aneh. gedung gedung yang terkikis, batu2 berserakan. Tak terasa ada kehidupan. Banyaknya pasir, kota ini seperti telah terserang gempa. 10 skala ritcher lebih. Keadaannya sungguh menyedihkan. Menurut Leine, bahkan rumahnya dulu tak sekumuh ini maupun sehancur ini.

Kebingunan akan tempat ini ia tersesat dan mau tak mau kakinya yang lelah juga tubuhnya yang luka sana sini harus berjalan jauh. sambil menggegam tongkat titaniumnya sebagai bantuan memapah tubuhnya yang capek dan sakit. Ia terus menyusuri kota itu

byurr...

"hujan rupanya hahaha aku berpikir mengapa langit bersedih?" pikirnya asal sambil melihat langit

Leine menyukai hujan sebenarnya,ia merasa air yang menderu tanah terdengar damai dan bau tanah sehabis hujan sungguh segar.

Dengan hati hati ia menjulurkan tangannya untuk menyentuh butiran air yang indah itu.
anehnya saat tangannya menyentuh hujan itu, tangannya terasa agak perih. Dengan otomatis ia menarik tangannya kembali dan mengelusnya pelan.

"sakit perih" rintih Leine pelan

Leine memandang keadaan sekitar hujan ini telah memlelehkan batu dan bangunan ia langsung mengeRti bahwa hancurnya kota ini disebabkan oleh hujan asam.

Dengan cepat dan sigap LEine memandang ke sekeliling mencari tempat berlindung. Berununglah ia memakai sebuah cloak. Paling tidak badannya akan terlindungi.

leine pun terus berlari dan mencari, saat nafasnya sudah hampir habis dan ia sudah hampir pingsan ia melihat sebuah geung yang anehnya masih utuh. Tanpa pikir panjang Leine pun lari dan masuk ke gedung itu.

Terkejutlah ia saat ia masuk ada bau bangkai, dan bau amisnya darah.
Ia juga melihat ada mayat di mana mana, darah berceceran dan beberapa tulang manusia juga anak panah dan senjata lainnya.

Dengan agak takut ia memakai kerudung cloaknya dan Leine pun mulai menyusuri tempat itu. kakinya terus berjalan pelan tangannya memegang badannya erat, ia kedinginan dan agak canggung di tempat baru itu, ia mengitari tempat itu terus menerus...

Karin saat itu sedang berjalan-jalan keluar dari kamarnya di Municipal Building. Saat itu, ia bertemu dengan seorang gadis berambut orange yang kelihatannya sedang canggung mengitari tempatnya berada sekarang. Karin pun membuka tudung cloak-nya dan berjalan mendekati gadis itu.

"Sepertinya, kau butuh bantuan!" kata Karin. Ia lalu mengamati gadis itu."Jangan takut, aku tak berniat jahat. Namaku karin nanashi. Oh, iya! Aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau baru pertama kali ke tempat ini?" tanya Karin dengan ramah.

dengan sikap waspada Leine dengan otomatis memegang erat tongkatnya, siap siap mengaktivkan ilusinya

"kau orang dari gedung ini?" tanya Leine sambil memakai cloaknya kembali

Apa kau baru pertama kali ke tempat ini?"

dengan hati hati Leine manjawab "iya sepertinya begitu"

"gedung apa ini?" tanya Leine lagi sambil kali ini mundur beberapa langkah dari Karin