[RP] Feel the Pain

"Hei, kamu tidak apa-apa?"

"Ti-tidak apa, kakak," balas Isse. "Nee, bagaimana kalau kita lanjutkan saja, pertarungannya?" Kemudian ia bangun kembali lalu mencoba menghadapi raptor-raptor itu.

"Bagaimana dengan kakak-kakak di Tokyo Tower itu ya... Apa mereka baik-baik saja?" gumamnya.

Tak lama kemudian Ruu pun kembali dengan gentong minyak yang dibawanya dari kamar Ivo. Segera, tanpa pikir panjang, Ivo menuangkan minyak tersebut ke dalam tangki di tubuh Rena, berusaha agar ia cepat terbangun.

Ayo, bangunlah.....

Lalu tiba-tiba Ivo tersadar, meskipun antena keseimbangan krustasea itu terputus, ia masih bisa bergerak walaupun sedikit oleng. Ia segera melirik Allan yang berdiri di sebelah sana. "Allan-san, kuserahkan padamu," teriaknya, agaknya menghela nafas karena badannya yang letih selain itu karena udara yang siang hari makin panas...

Setelah rena di isi energy nya rena kembali tersadar,rena pun merdiri dan bersiap menghadapi mutan itu walau beberapa bagian part rusak "biar aku saja yang menghabisi mutan itu" kata rena sambil memegang pisau nya dan siap menyerang.

"biar aku saja yang menghabisi mutan itu" kata rena sambil memegang pisau nya dan siap menyerang.

"Sudahlah, tidak usah paksakan diri, lagipula kita bisa sedikit mengulur waktu agar sistem tubuhmu benar-benar pulih," balas Ivo. "Jangan gegabah, kataku, karena membuatmu semakin merepotkan saja."

Ivo pun berdiri. Tiga jentikkan dari jarinya, ia pun memerintahkan Ruu untuk menyerang lagi. "Tsubaki no Mai, Hikarakuyou."

Ruu kemudian melompat, kembali menusuk mutan itu dengan Katana-nya. *ZLEB! ZLEB! ZLEB!* Tak juga sedikitpun cangkang mutan ini bergeming. Lalu muncul analisa dari dalam pikiran Ivo, "Pasti ia tahan terhadap serangan jarak dekat, tapi lemah terhadap serangan sihir," pikir Ivo. "Tapi jika api tidak begitu mempan, lantas apa?"

*sigh* rena berlari menuju mutan itu "KYOUKUSHIN NO RENA" teriak rena *zrak zrak zrak* rena mundur dan kembali menyerang lewat atas "KUJI NO KANESHADA" *ZRAK* mengores cangkang dari mutan dan mulai retak. "yah hampir berhasil" kata rena saat mendarat dan berlari menjauh kembali.

"Bagus, Rena!" teriak Ivo seperti seorang pemandu sorak yang kegirangan melihat lawan hampir kalah.

Sedikit lagi... SEDIKIT LAGI mutan busuk itu akan tumbang!

Begitu pikir Ivo berulang-ulang, kemudian ia menarik laptop mininya, mencocokkan data pertarungan dan mengkalkulasi presentase kemenangan...

"Presentase keberhasilan sekitar 90%," ujar Ivo. "Namun ada kalanya mutan itu mengeluarkan serangan terkuatnya, karena biasanya mutan yang sedang sekarat sering begitu...*sigh*"

Lalu, memperkirakan retakan pada cangkang mutan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih besar, Ivo pun memerintahkan Ruu untuk menyerang titik tersebut. "Karyuudan no Tsurugi, Kuu no Tachi!"

Cepat, Ruu pun menusuk kuat-kuat titik retak pada cangkang mutan ungu itu.

Krek krek krek.

Retakannya membesar, walaupun tidak patah. Namun mutan itu tampak kesakitan akibat serangan tadi. Kuberitahu padamu, mereka hampir mendekati kemenangan.

"bagus ivo,sekarang giliranku" rena berlari "KYOUKUSHIN NO RENA" *ZRAK ZRAK ZRAK* mengarah ke retakan *krek krek krek* "yah retakan semakin membesar" kata rena sambil terus menyerang dan kembali ke zona yang jauh dari mutan itu.

Seperti biasa. Mutan-mutan silih berganti berada di sekitar jalan, sering kali membuat gadis itu jadi malas keluar dari Tokyo Tower.

Dan kini, melihat dua orang di hadapan Haruki menghadapi mutan, ia kembali diam. Oke, dia memang tidak berguna soal pertarungan. Dia kan cuma observatif sejati.

Dipersembahkan satu tepuk tangan kecil untuk mereka berdua: penambah semangat, mungkin?

"BLUNT! Cangkangnya memang tidak bisa hancur seluruhnya! Setidaknya patahkan kedua tanduknya!" teriak Allan yang yang menyesal karena hanya membawa Cutlass yang serangannya tipe Slash.

"Sial... kalau pakai sihir, pakai sihir yang menghantam cangkang itu dengan benda tumpul!"

Krustasea raksasa itu pun semakin siaga, dan mulai masuk lagi ke dalam tanah.

Tapi, Allan merasakan sesuatu yang aneh.

"...?"

Pasir yang terlempar dari dalam tanah bukan hanya satu, melainkan DUA!

"Cih, ada lagi...?"

*BLAAR!!!* Dua ekor krustasea raksasa keluar, satu berwarna ungu dengan cangkang yang sedikit retak, dan satu lagi berwarna merah, dengan cangkang yang hampir sama, namun hanya bertanduk satu.

"Original Daimyo...? Hhh..." Shawn menghunus Cutlass+ nya dan bersiap untuk serangan dari dua arah.

Kedua krustasea yang mengepung orang-orang Tokyo Tower dan Municipal itu mulutnya berbusa, tampaknya mereka akan menembakkan air.

------------------------------------------------------------------------
nyaw, ekologi daimyo hermitaur:
https://www.youtube.com/watch?v=ttzzxu6RhFQ
banyak kucing nyo