[RP]Municipal: When Your Leader was Sick?

OOT corner heula:

Yak... ini topik RP dengan sistem ploting ...
aturannya No Berantem ngga jelas ...
Settingnya di Municipal Building ...
Pesertanya, bebas untuk siapapun *terbuka bagi khalayak luar* ...

Well, let's roleplay~
_______________________________________________________________________

Municipal Building,
pagi hari yang ... sebenarnya tidak begitu cerah karena lagi-lagi hempasan hujan asam turun membasahi puing bangunan yang mau runtuh itu. Orang-orang juga nampaknya lebih senang berdiam diri di balik selimut mereka, berkhayal tentang masa depan tanpa hujan asam dan sedikit makanan hijau.

Begitu juga dengan pemimpinnya, bocah, ya... sebenarnya hanya bocah yang memiliki kekuatan lebih besar dari orang-orang di sekelilingnya dan setidaknya memiliki integritas untuk memimpin sehingga dijadikan pemimpin. Sekarang ia yang biasanya sudah berkeliling tidak jelas nampak terdiam di pojok ruang aula utama.

Beberapa orang anak kecil dan wanita dewasa nampak mengerubunginya, menempelkan sebuah selimut tebal dan selembar kain basah di dahinya.

"Kubilang aku tidak apa-apa..." gumamnya terbatuk-batuk sambil kembali menarik kain basah itu dari dahinya.

Well, mungkin ini yang dinamakan penyakit harian atau setidaknya bisa juga dibilang bahwa Artheir Rolly terkena demam di pagi itu.

So... what should you do, when your leader was sick?

Di pagi hari yang tidak cerah ini masih saja di landa hujan asam yang membasahin Tokyo ini, sudah 50 tahun lebih tokyo di basahi oleh hujan asam dan salah satu pelindung nya yaitu gedung ini Municipal. Hanya 2 tempat yang bisa melindungi orang-orang dari hujan asam karena memiliki air. Makanannya pun hanya sebuah mutan. Karena ketergantungan itulah 2 tempat itu saling bertarung untuk mendapatkan air dan makanan.

Kembali ke Municipal, hujan asam yang melanda pagi hari ini pun membuat orang-orang di sini tidak ingin keluar dari kamarnya. Gadis vampire ini pun baru menjenguk adik kembar Natsuki, yang sebelumnya dia kena serangan dari seeorang Vampire hunter. Setelah melihat kondisi adiknya pun Nanase pergi melihat-lihat sekeliling daerah Municipal.

Saat melewati Ruang sang leader, beberapa anak kecil dan wanita dewasa mengumpul di situ. Ada apa di sana? mungkin terjadi sesuatu terhadap Rolly. Mungkin dia sakit lagi. Gadis kecil ini pun pergi. Beberapa langkah kemudian, Nanase bergumam di hatinya " hm~ sebaiknya kesana saja? yah walaupun benci tetapi... sudahlah benci juga gak terlalu. Sebaiknya menjenguk dia saja" sambil kembali ke tempat Rolly.

Melihat Rolly sedang diberi delimut tebal untuk menghangatkannya dan selembar kain basah di dahi untuk menurunkan panasnya. Yup, ternyata dia demam lagi. Saat melihat Rolly menarik kain itu dari dahinya. Nanase merasa seperti Natsuki, jika Natsuki tidak dalam kondisi baik dia suka berlaku seperti Rolly. " Sebaiknya biarkan itu di dahi mu! Kau harus menghargai mereka." dengan tampak raut muka yang angkuh vampire kecil ini meletakkan kembali kain ke dahi Rolly.

"Benar kata nona Nanase. Sebaiknya anda membiarkan kompresannya di dahi anda! Biar lekas sembuh!" kata Karin sambil memeriksa kondisi tubuh Rolly."Panas anda saat ini belum turun. Sebaiknya, beristirahat saja!".

Setelah itu, Karin membawakan semangkuk bubur hangat yang telah dibuatnya di dapur."Ini ada bubur hangat buatan saya sendiri di dapur. Makanlah, biar cepat sehat!" kata Karin sambil memberikan bubur tersebut kepada Rolly.

Datang seorang kembali Karin melihat kondisi sang leader. Dia membawa kan bubur untuk Rolly. Umph-- terlihat konyol jika sudah melihat Karin yang polos ini bersama Rolly. " Sebaiknya jangan kau tolak bubur itu! makan lah ! " sambil duduk di samping mereka berdua.

Nanase pun melihat kembali mereka berdua. Terasa lucu sekali, baguslah ada yang bersuasana ceria di pagi hari ini. dan sebaiknya Rolly pun menyambutnya dengan baik.

Rolly sedikit terkaget dengan kedatangan Karin dan Nanase yang begitu... sebenarnya tidak begitu diharapkannya.

"Bubur, kain basah? Ini semua hanya perangkat konyol! Tidak lama lagi juga demam yang merepotkan ini reda," ketua Municipal itu memang berotak keras... setidaknya ia memang tidak suka makan makanan lembek. "Hng... kalian simpan saja, atau berikan pada yang lain, bukannya masih banyak orang yang sakit?" lanjutnya.

Melihat Rolly yang dari tadi mengeluh saja membuat hati Nanase kesal. Orang yang coba memperhatikan dia, dia hanya bisa membalas seperti itu. Hm-- " apa yang dia pikirkan? " nanase menghelakan nafasnya.

" jangan bersikap seperti itu! kau seperti anak 11 tahun saja. Karin bisa memasak lagi buat orang sakit di sana. Ini buat kamu terdahulu! jangan seperti itu tidak enak di lihat." sambil mengambil bubur itu dan meletakkkan nya di sebelah Rolly. " ya, sudah. Sepertinya juga kamu tak suka makanan yang lembek ini" Nanase mengambil kembali bubur itu dan mengasihi nya kepada anak kecil yang berada di depannya. " tak apa kan Karin?" sambil ketempat duduknya tadi.

Melihat Nanase yang menyerah dan kemudian memberikan bubur itu pada anak kecil di depannya membuat Rolly sedikit lega, setidaknya ia tidak akan memakan makanan lembek itu.

"Nah... begitu saja, bubur itu kan makanan anak kecil," ia agak sedikit tenang lalu menyandarkan kepalanya ke dinding. "Lagipula bukannya yang anak-anak itu kau, bocah vampire?" lanjutnya sambil melirik Nanase.

Sepertinya melihat gadis ini mengasihkan buburkepada anak kecil itu perasaan dia kembali tenang. Mungkin karena dia tidak akan memakan makanan lembek itu. Hm~ terkesan lucu sekali Rolly tidak mau memakan itu.

Saat Rolly menanyakan seperti itu, " Huh! kamu juga baru remaja... bukan berarti Nanase sendiri yang paling muda!" sambil menghadap ke hadapn Rolly.

"Setidaknya aku bukan anak-anak," balas pemimpin Municipal itu, ia memang tidak mau kalah dalam beberapa hal. Seperti anak-anak tepatnya.

"Oh... ya," Rolly nampak teringat akan sesuatu. "Bagaimana jadwal berburu kita hari ini? Nampaknya aku masih kuat kalau harus berjalan-jalan sebentar," tanyanya pada Nanase. Jika tidak ada Nemui, maka Nanaselah tempatnya untuk berbagi pendapat.

" huh. iya kau bukan anak-anak! " sambil tetap menatap lurus melihat Rolly. Sepertinya dia tidak suka di sebut anak-anak karena dia paling kecil di sana. Nanase tetap berpendapat kan ada bayi di luar sana yang lebih kecil dari pada gadis vampire ini.

Menanyakanitu Nanase langsung berpikir, " hm~ sebenarnya persediaan masih ada. Jika tetap mau berjalan-jalan atau berburu. Nanase ikut saja." vampire ini pun berjalan kedepan ranjang Rolly. Tatapan lurus masih melekat pada Rolly, sepertinya masih marah karena hal tadi.

"Hm... oke, boleh juga," Rolly menyetujui apa kata Nanase tanpa berpikir bahwa demamnya mungkin merepotkan bagi orang lain.

Ia turun dari tempatnya kemudian mengambil jubah Municipal Building merah pekat yang ada di sampingnya. Akan tetapi baru saja melangkahkan kaki, tiba-tiba saja *Bruk!* ... sang pemimpin terjatuh karena menginjak jubahnya sendiri.

"A...aw," pekiknya pelan.

Nampaknya memang belum bisa diajak berjalan-jalan kalau melihatpun belum benar.

Melihat Rolly sepertinya demamnya agak menyesatkan Rolly. Sepertinya melihat pun masih berkunang-kunang. Well, orang sakit jika jalan-jalan akan terasa pusing melihat pun terasa dunia ini berputar-putar.

" hm~ benar kau tak apa-apa?" Nanase pun membantu Rolly dari jatuhnya. Takutnya jika muncul mutan, Rolly akan makin bertambah demam nantinya. Yah sudahlah mungkin dua orang ini sama-sama egois.

Rolly bangkit dari jatuhnya secepat kilat, namun terjatuh lagi lebih cepat dari sebelumnya. Kepalanya yang keras kembali menabrak lantai.

"Aaaw..." kali ini ia terdiam memegangi dahinya yang nampak memerah walau tidak sampai lebam.

Mendengar nasihat dari Nanase ia hanya memberikan lirikan tajam pada anak itu, "Kau meremehkan ketuamu?" tanyanya sedikit naik pitam. Tidak suka diremehkan.

" tidak, tidak, Nanase hanya berkata seperti itu Nanase tidak meremehkan mu sebagai anak-anak yang sakit kok" Nanase yang masih kesal itu membalasnya kembali. Nanase yang tadi ingin menolong berhenti satu langkah mendekati Rolly.

" ya sudah. ayo kita keluar kau tak mau di sini bukan?" Nanase langsung berbalik badan dan melangkahkan kaki ke depan keranjang kembali.

OOT: maen" ke kubu lawan itu seru loh menurut ku =)) *dibakarr*
===

Sakurano Himeno sedang ditengah jalan menuju markas Municipal.

Buat apa dia kesana? Ke markas lawan? Apa dia mo cepat mati?? begitulah mungkin pemikiran orang-orang yang melihatnya.

Namun kali ini dia membawa sebuket kecil bunga berwarna kuning dan sekotak coklat diselipkan didalamnya.

Akhirnya ia pun sampai didepan gedung milik Municipal
"Kudengar Leader mereka sakit. Yah, aku juga sebenarnya ingin berkata padanya supaya cepat sembuh sekalian meminta maaf karna sering meledeknya sih. Takut kena karma. Tapi...pada akhirnya aku juga TAKUT MASUK KEDALAM!!" ia swt sendiri diluar gedung itu dihujani oleh hujan asam yang tak henti-hentinya turun. Untung saja tidak deras, pikirnya.

"Gimana caranya masuk??!" dia cengo dengan begonya sambil celingukan, berpikir untuk masuk kedalam.

Baik leader maupun vice leader grup ini memang... kekanak-kanakan, kecuali Nemui mungkin. Kacaunya baik Rolly maupun Nanase sama-sama keras kepala dan tidak bisa mengatur diri mereka masing-masing.

Ketika Nanase malah berbalik menuju ke ranjangnya, Rolly kemudian menarik bocah vampire itu. "Heey jalan keluarnya ke sini!!" dengan seenaknya, sedikit terengah-engah pimpinan berotak keras itu kemudian menyeret Nanase keluar.

...

Baru saja akan melangkah keluar dari gedung itu, nampaknya seorang tamu menyambut mereka berdua. Well, tetangga datang... walau bukan tetangga yang akur, mereka juga tetap tetangga.

Rolly yang baik otak maupun penglihatannya sedang tidak beres hanya berkata, "Oh... ada tamu," kemudian mendekati Sakurano yang sedang sendiri kebingungan.

"Oh... ada tamu," kemudian mendekati Sakurano yang sedang sendiri kebingungan.

"Nih. Semoga cepat sembuh~~" ia kemudian memberikan buket bunga itu. "Pulang dulu ya~" lalu kemudian malah langsung pamit pulang. Takut dirinya malah dikeroyok nantinya.

"Hah?!" Rolly sedikit bingung dengan kelakuan tamunya, bukan karena sadar bahwa dia adalah anggota grup tetangga tapi lebih ke buket bunganya. "Sejak kapan aku pesan bunga?" ujarnya lagi bertanya-tanya.

Setelah itu, ketika Sakurano cepat-cepat berpamitan, tiba-tiba saja pimpinan Municipal itu menarik tangan Sakurano. "Sebentar... rasanya aku kenal..." ia memperhatikan wajah Sakurano dengan seksama... namun setelah beberapa saat, "Oh rasanya aku tidak kenal," ucapnya kemudian, merasa ada pening di kepalanya, atau matanya yang terlalu berkunang-kunang.

"Hah?!" Rolly sedikit bingung dengan kelakuan tamunya, bukan karena sadar bahwa dia adalah anggota grup tetangga tapi lebih ke buket bunganya. "Sejak kapan aku pesan bunga?" ujarnya lagi bertanya-tanya.

"Hadiah" Sakurano menjawabnya singkat.

Setelah itu, ketika Sakurano cepat-cepat berpamitan, tiba-tiba saja pimpinan Municipal itu menarik tangan Sakurano. "Sebentar... rasanya aku kenal..." ia memperhatikan wajah Sakurano dengan seksama... namun setelah beberapa saat, "Oh rasanya aku tidak kenal," ucapnya kemudian, merasa ada pening di kepalanya, atau matanya yang terlalu berkunang-kunang.

Sakurano swt "Jangan bilang nggak kenal dong meskipun aku dari grup lawan! Sial..." gerutunya karena dianggap manusia tak diundang.

Setelah itu dilihatnya Leader itu pening dan hampir terjatuh. Ditahannya cepat-cepat tubuh Rolly "Ya ampun, bang Leader. Jangan nambah penyakit dan bikin anggotamu makin cemas dong. Kalo sampai kau jatuh disini, apa yang akan dikatakan anggotamu" Sakurano menghela nafas lega karena orang didepannya berhasil tertahan olehnya.

"Hah, apa? Hadiah? ... Memangnya siapa yang ulang tahun?" lagi-lagi sebuah takjub yang justru kekonyolan yang dibencinya.

Suara Sakurano terdengar terpotong-potong di telinga Rolly, terdengar banyak gaung dan tentu tidak jelas.

Ucapan selanjutnya dari gadis itu... pengakuan bahwa ia berasal dari grup lawan membuat Rolly kembali bertanya-tanya, "Eeeh?" ia mengedipkan matanya, menggosoknya sesekali berusaha mengingat, tapi yah... apa boleh buat, kepalanya terasa pening lagi dan ia hanya bisa jatuh terduduk.

"Ya... yah, sakit itu merepotkan," ucapnya kemudian.

Jalan-jalan sambil mencari makan, sepertinya tidak ada masalah bagi Nanase. Entah bagi Rolly, dia yang sedang terkena demam tetap keras kepala mengatakan dia akan baik-baik saja. Gadis ini pun akhirnya hanya menurutinya, sudah tahu Rolly bakal bersikap seperti itu.

Saat menuju ke depan ranjang, Nanase di tarik oleh Leader yang sedang sakit ini. Menurut dia vampire kecil ini salah jalan. Padahal dia ingin menunggumu jalan saja. Gadis kecil ini pun di seret keluar oleh Rolly. Saat berada di luar, meihat salah satu anggota Tokyo Tower, orang itu sambil membawa bunga dan ternyata di kasihkan untuk Rolly.

" kau salah satu vampire hunter bukan? Sakurano bukan?" sepertinya Nanase masih ingat dengan dia. Well, gadis vampire ini ingat sekali dengan musuh-musuhnya. Dan sepertinya Nanase pun tidak merasa terancam sehingga dia hanya diam saja. " bagaimana? betul kata Nanase bukan? kamu harusnya tidak keluar lihat kondisimu." sambil menuju ke Rolly dan menatapnya yang sepertinya mengejek. " masih kuat? ayo." sambil menarik tubuh Rolly yang tinggi walaupun Nanase lumayan pendek dia sanggup membangkul Rolly.

Rolly yang kemudian dipapah bangun oleh Nanase hanya bisa terdiam. Ia sedikit berpikir nampaknya.

"Hah? Hunter... Vampire apa, Hunter?" ia bertanya-tanya, omongannya tidak jelas. Kemudian memperhatikan ekspresi Nanase yang nampak merasa terancam. Akan tetapi ketua sakit ini tidak bisa mengambil tindakan sebelum ia yakin bahwa yang di hadapannya adalah benar-benar lawan.

Pandangannya tidak meyakinkan.

Melihat sepertinya pandangan Rolly yang belum bisa melihat jelas dia tidak tahu kalau yg berada di depannya seorang musuh dari Tokyo Tower dan dia pun seorang Vampire hunter. Nanase merasa terancam tetapi dia tidak akan mengambil tindakan sembarangan karena sang leader masih sakit.

" vampire hunter. . Dia itu vampire hunter. .sebaiknya kita membawa kamu ke tempat tidur kembali kau tidak cukup energi pergi dengan kondisi seperti ini bukan?" sambil merangkul Rolly yang sekarang sedang tidak stabil.

Rolly terdiam, berpikir sekali lagi...

Sampai, akhirnya ia sedikit sadar, "Eeeh?! Kalau Vampire Hunter berarti dia anggota Tokyo Tower?" dan sedikit pertanyaan bodoh yang harusnya ia sadari sejak awal.

"Mau apa dia kesini? Berburu vampire? Menyerang kita? Atau..." dan bicaranya pun semakin berantakan. Sebenarnya pandangan berkunang-kunang itu memaksanya berbicara dan berpikir lebih cepat.

Sepertinya Rolly yang sedang sakit ini menyadari jika berada di depannya seorang vampire hunter dan orang yang berasal tokyo tower. Bicara pun Rolly agak berantakan karena kondisinya seperti itu.

" sudah. Menurutku dengan dia sekarang di sini sendirian, dia tidak akan berbuat sembarang dengan menyerang kita. Sebaiknya kau istirahat." sambil merangkul Rolly dan membawa Rolly keruangannya.