[RPbattle] Rienne himiko-Claire Schwarze

OOC :
* Closed, for Claire only
* Lokasi : Daerah reruntuhan perbatasan.
* Waktu : malam hari
* Timeline : RP ini sama sekali tidak ada hubungan dan tidak ada efeknya terhadap general RP maupun main RP
_________________________________________________
"huah..."

malam ini rienne harus mencari suatu item berharga yang hanya dia bisa dapatkan di malam hari. kalau tidak karena untuk sebuah item langka, rienne tidak akan mau keluar malam-malam seperti ini. "akhirnya dapat juga... tapi...eh??? aku ada di mana sekarang?" teriaknya.

rienne tersesat.

vienne juga tidak tahu dimana dia sekarang. yang pasti, dia selalu membawa pedangnya dan banyak pisau untuk melindungi dirinya. rienne juag membawa banyak potion dan racun di tasnya. untuk berjaga-jaga.

untungnya sinar bulan yang sangat terang dan dekat hari itu, membuat dia tidak buta dengan langkahnya. "he...aku harus kemana ya sekarang..." katanya sambil melihat sekeliling. dari kejauhan, vienne menyadari kalau seseorang sedang mengawasi dirinya dari kejauhan reruntuhan.....

Claire sedang memperhatikan rienne. Lalu dia tersenyum.

claire menghampiri rienne. Dia menghampiri rienne dengan sombongnya.

"wah wah... Nona kecil sedang tersesat?" claire berpangku tangan sambil memainkan kalungnya.

"tidak tahu jalan pulang, huh?"

rienne melihat ke orang yang menghampirinya. Claire Schwarze. wanita yang amat-sangat rienne tidak ingin temui di tempat seperti ini."....claire? itu kau?" katanya sambil menatap wanita berambut pirang nan angkuh itu.

vienne juga tidak suka dengan nada angkuh perempuan itu. ingin rasanya vienne melenyapkan makhluk ini sesegera mungkin dari muka bumi ini. bagaimana tidak, semenjak kedatangannya, terlalu banyak masalah yang dia (dan rienne) dapat semenjak kedatangan claire.

angin dingin yang berhembus dan terangnya cahaya bulan memberikan efek dramatis pada pertemuan 2 orang itu. warna mata rienne berubah menjadi merah. merah seperti darah. "apa maumu?" sahutnya dingin. vienne telah muncul, berjaga-jaga kalau perempuan ini hendak mencari gara-gara dengannya.

"apa ya? Kira-kira kamu ingin apa?" claire malah balik bertanya. Dia merelease kuncinya lalu memutar-mutarnya.

sebenarnya claire sedang merasa tidak enak hati pada rienne. Sepertinya sebuah permainan kecil cukup seru untuk dua gadis ini.

"watery!" claire mengguyur vienne. "akan lebih segar bukan? Sepertinya kamu lelah, jadi air itu untuk me-nye-gar-kan!" claire mengatakannya dengan nada mengejek. Entah kenapa rasanya dia ingin sekali menjahili atau mungkin ribut dengan wanita yang dicintai kazune itu.

*byur*

baru saja bertemu, claire malah mengguyurnya dengan air. "hu.uh! Kau sengaja mencari gara-gara denganku ya? Awas kau!"teriak vienne. Emosinya terpancing. Kali ini dia mencabut pedangnya.

Pedang kali ini adalah sebuah pedang bermata dua yang berelemen dark. Tidak heran karena di pedangnya terukir sebuah diagram sihir untuk sihir hitam. Lalu vienne mengeluarkan sebuah deadly violet dari tasnya, melumuri salah satu mata pedangnya.

Dan tanpa ba-bi-bu lagi, langsung vienne menyerang claire.

"shield, release." claire langsung melindungi dirinya dari serangan frontal itu.

"boleh juga." claire tersenyum. "jump!" claire melompat ke atas untuk menghindar dari tebasan berikutnya. Claire mengeluarkan kartu berikutnya.

"fire!" claire membuat vienne dikelilingi api. Claire juga mempersempit lingkaran api itu. Setelah itu, claire melompat turun ke dalam api itu sambil mengacungkan belatinya. Serangan frontal.

"huh"

api mulai mengelilingi vienne. Dan claire dengan belatinya menyerang dari atas. Terlihat celah di kiri claire. Vienne melemparkan belatinya yang berantai dan berlumur deadly violet. *jleb* tepat mengenai pinggang kiri claire.

*jleb*

"argh!" belati claire menancap di bahu kiri vienne. Dengan cepat vienne mendorong claire ke api. "rambutmu terbakar!"

Dan claire menghilang bersama api yang juga menghilang. Dari belakang vienne claire muncul. Dia tersenyum puas tanpa luka.

"tadi itu duplikatku. Tentu dengan kartu ini." claire menunjukkan kartu yang dipakainya.

"sand! Watery! Wind!" claire mengunci kaki vienne dengan pasir. Lalu dia menembakkan sesuatu.

"arrow, release!" dan sebuah panah melesat.

*zap*

kali ini kakinya terkunci! Vienne tidak bisa bergerak, namun melihat claire akan merelase kartu lagi, vienne menancapkan pedangnya ke tanah. "endymion!". Tiba-tiba tanah di sekitar claire membentuk tombak dan menusuknya dari 2 arah, belakang dan samping.

Namun terlambat, claire sudah merelase sebuah panah.

*trang*

untungnya vienne bisa menahan serangan itu. Lalu dia menggambar diagram sihir di kakinya sehingga dia bisa bebas dan api di sekitarnya padam.

"fly!" claire langsung terbang menghindar.

"lumayan juga nona." claire mengeluarkan kartu lagi. "thunder!" dan claire memberi perintah untuk menyerang vienne.

claire menahan serangan lainnya, dia memerhatikan keberhasilan serangannya. Pokoknya dia harus menghindar dari racun vienne.

Kali ini petir yang menyambar vienne

*blarr*

vienne berhasil menahan petir itu dengan pedangnya. Namun dia terlempar jauh ke belakang. "ugyaaa! Ah! Siaaaal!"

vienne melempar pisau berantainya. 4 pisau menyerang kanan,kiri,depan dan belakang claire dengan cepat. Lalu dia melempar sebuah botol hitam ke atas claire.

"blastios" botol itu meledak di atas claire.

Claire tidak akan bisa menghindar dari serangannya. Sekelilingnya ada pisau berantai dan diatasnya ada deadly potion.

"time, release!" claire menghentikan waktu lalu dia melompat turun.

"bubble! Release!" claire masuk ke dalam sebuah gelembung besar. "hei, bubble, perkuat dindingmu ya." bisik claire. Lalu claire merelease kartu wood. "ikat dia!"

claire tersenyum puas. Dia masih melindungi dirinya di dalam gelembung besar itu.

"kita lihat, apa kamu mampu meloloskan diri dari sana."

he? kok bisa? curang!!!!!pikir vienne. kali ini malah ada kayu --entah apalah darimana asalnya-- mengejar ngejarnya. kayu itu tertancap di tanah, namun selalu mengejarnya dengan memanjangkan batangnya.

tak lucu jika hanya terus berlari, tapi kayu itu tetap mengejar vienne. *trang* tebasan pedang vienne juga tidak mempan dengan kayu itu. kayu itu terus dan terus mengejar dirinya.

namun akhirnya vienne mendapat ide. dia berlari menuju gelembung melayang, dimana claire ada di dalamnya. *hup* dia melompati gelembung itu, lalu berlari ke kanan gelembung, memutarinya sekali, lalu melewati bawah gelembung dan melompat ke atasnya.

"heaaa!" *jleb* vienne menusuk gelembung yang berbungkus kayu itu. lalu mencabutnya lagi. hanya sedikit bercak darah yang terlihat. "cih..kapan matinya sih kau?"omel vienne.

"bodoh!" begitu vienne melakukan itu, claire langsung menyegel semua kartunya. "ini kartuku, mana mungkin aku bisa mati."

claire melihat sedikit luka di tangannya, dia langsung menggunakan healing potion pemberian kazune. Claire menjaga jarak dari vienne. Sekarang dia merasa terdesak. Emosinya menjadi labil dan muncullah si 'kakak'. Kini dia menyeringai.
"dash, release..." claire bergerak sangat cepat sekarang. Dia menyerang dengan belati secara bertubi-tubi dengan kecepatan tinggi. Dia menebas sebanyak empat kali lalu mundur menjauh. Belatinya sedikit berlumur darah, claire tampak senang lalu mengibaskan belatinya untuk menghapus darah itu.
"flower, windy, release! Buatkan badai bunga ya!" dan terciptalah badai bunga. Claire melepas kartu lagi. "sword!" claire langsung menerjang vienne yang sedang kebingungan karena terkurung dalam badai bunga, dan claire menusuk tangan kanan vienne. Setelah itu claire langsung mundur dengan kartu terbangnya. Dia menyegel 3 kartu tadi.

lalu claire menatap dingin vienne.
"cloud, rain, ice, release!" dia melepas 3 kartu sekaligus. Terciptalah hujan (bukan hujan asam) yang membuat vienne basah kuyup lalu kartu ice meniupkan hawa dingin yang membuat vienne susah bergerak.

"bagaimana nona pemarah? Masih mau menyerangku? Kau lemah."

"tsk.." kali ini darah mengalir dari tangannya. lebih tepatnya tangan kanannnya. dia langsung mengeluarkan potionnya. menyembuhkan lukanya. "merepotkan saja!" teriaknya.

lagi-lagi vienne melempar 6 botol hitam kecil ke arah claire. "blastios!" *dhuar* hanya terdengar pecahan botol, tidak ada isinya. tidak ada apapun. "heh?" seru vienne. dia tidak mengerti. apa dia salah mengambil racun?

....

namun sekarang dia mengerti apa itu. namun dia masih berpura-pura bingung untuk mengecoh claire. "k..kau..kalau kau terus begini, mungkin kazune akan amat sangat membencimu!" serunya pada caire.

Spoiler:

"dash!" claire menjauh sejauh mungkin. Ralph pernah memberitahunya tentang racun tak terlihat. Dia berusaha menahan nafasnya.

"wanita bodoh! Kau pikir siapa yang akan dibenci duluan oleh kazune? Kau!" dia juga mengatakan hal itu pada vienne. "dan wanita ceroboh itu akan membencimu dan sangat sedih jika kazune membenci kalian."

"harusnya, pergerakanmu melambat karena tubuhmu hampir beku." claire sedang memutar otaknya.

"hem... Shadow!" claire menyuruh bayangan itu menggerakkan salah satu pedang atau memecahkan salah satu jenis racun yang ada. Claire terbang cukup tinggi sambil melindungi dirinya dengan gelembung.

sialnya, yang dipecahkan vienne adaah sleeping powder dan white toxic. itu pun terhirup oleh vienne. entah mengapa, tiba-tiba rienne menukar posisinya dan matanya berubah coklat.

"si..sial....aku menjadi mengantuk..." katanya sambil mengambil penawarnya di tasnya. dengan pedang vienne, rienne menunjuk claire dengan sedikit kesal. "kau! sebenarnya apa maumu!" katanya. tubuhnya terhuyung-huyung, lalu dia menancapkan pedangnya vienne ke tanah dan berusaha menopang tubuhnya. pandangannya semankin kacau. dia harus bersabai sampai pemulihnya bekerja.

rienne mengambil 4 botol cairan bersamaan. warnanya berbeda, ungu, bening, coklat, dan merah. keempat racun itu dia lemparkan ke tanah. "kenapa aku harus bertarung denganmu sih?" katanya lagi.

"mauku? Menguji kemampuanmu dan mengalahkanmu!" claire menjawab dengan senyuman. Wajah claire terlihat lebih serius. Paras cantiknya memancarkan keanggunan sekaligus kesadisan. Dengan anggun dia menyentuh tanah. Tubuh claire telah diambil alih oleh yang lain. Si psikopat muncul menggantikan claire.

"apa ya reaksi alec kalau melihat kita seperti ini?" tanyanya sambil menggerakkan jarinya agar kartu shadow menahan tangan rienne yang sedang memegang ramuan.

"ice!" dan es pun membekukan kaki rienne.

"mauku? Menguji kemampuanmu dan mengalahkanmu!" claire menjawab dengan senyuman. Wajah claire terlihat lebih serius. Paras cantiknya memancarkan keanggunan sekaligus kesadisan. Dengan anggun dia menyentuh tanah. Tubuh claire telah diambil alih oleh yang lain. Si psikopat muncul menggantikan claire.

"apa ya reaksi alec kalau melihat kita seperti ini?" tanyanya sambil menggerakkan jarinya agar kartu shadow menahan tangan rienne yang sedang memegang ramuan.

"ice!" dan es pun membekukan kaki rienne.

"entahlah, aku tidak tahu..." kata rienne dengan wajah sedih. entah mengapa, di saat gawat seperti ini vienne tidak muncul. kali ini rienne-lah yang berjuang melawan claire -sendirian-

"aku juga tidak tahu apa-apa tentangnya, meskipun aku tunangannya, aku sama sekali tidak tahu siapa dia, apa yang dia rasakan...yang aku tahu hanyalah dia di permukaan saja..dan orang bodoh pun juga akan mengetahui hal-hal kecil seperti itu." katanya, sambil menuangkan keempat ramuan yang dia pegang ke dekatnya.

ramuan itu tumpah ke tanah. "dan claire, kalau mau membunuhku, aku meminta satu hal..." katanya pelan. botol ramuan yang dia pegang terjatuh ke tanah. "jaga kazune. dia masih kecil.." katanya sambil tersenyum manis.

"huh? Tidak seru kalau kau mati. Mengalahkan bukan berarti membunuh." dia tahu apa yang mungkin akan dilakukan rienne. Jadi dia menarik rienne menjauh dari tempatnya dan 4 ramuan itu dengan mengikatnya memakai kartu wood. Claire mendekat sambil mengambang di udara menggunakan kartu fly. Lalu sosok satunya lagi menggantikan posisi yang lain. Sang ibu.

"nona manis, kamu ternyata menyerah tanpa berusaha lebih jauh. Padahal waktu juga akan membukanya perlahan asal kamu berusaha." dia mengatakan itu sambil mengelus belatinya.

"huh? Tidak seru kalau kau mati. Mengalahkan bukan berarti membunuh." dia tahu apa yang mungkin akan dilakukan rienne. Jadi dia menarik rienne menjauh dari tempatnya dan 4 ramuan itu dengan mengikatnya memakai kartu wood. Claire mendekat sambil mengambang di udara menggunakan kartu fly. Lalu sosok satunya lagi menggantikan posisi yang lain. Sang ibu.

"nona manis, kamu ternyata menyerah tanpa berusaha lebih jauh. Padahal waktu juga akan membukanya perlahan asal kamu berusaha." dia mengatakan itu sambil mengelus belatinya.

mendadak mata rienne berubah merah. vienne kembali mucul. "ahaha...rienne tidak sebodoh itu ok, nona angkuh sok manis.." serunya sambil melepaskan diri dari kayu yang mengikatnya dengan pisau dan dengan cepat dia meloloskan diri.

"lihat ini." kata vienne sambil menggambar lingkaran sihir di tanah yang dibasahi ramuan yang rienne tumpahkan tadi. sebuah sinar lembut terpancar dari tanah. mendadak di sekeliling mereka tumbuh tanaman-tanaman tinggi, juga banyak sekali mutan yang bagun dari tanah. tempat itu menjadi hutan yang indah dengan banyak bunga di sekeliling vienne.

"indah bukan?" kata vienne sambil tersenyum. dia mengambil pedangnya dan mengacungkan pedangnya. seketila kelopak bunga berwarna merah darah menyelimuti claire dan dirinya. menyamarkan pandangan.

Dan claire asli muncul lagi. Huh? Mau memakai jurus yang sama dengan milikku? Itu yang dipikirkan claire.

claire tahu blind spot jurus ini. Claire langsung merelease kartu time dan menghentikan waktu. Semuanya langsung terhenti. Claire berada di belakang vienne lalu menodongkan belatinya di leher vienne. Tak lupa mengunci lengan vienne.

waktu kembali normal.
"yak waktu bermain habis nona." claire tersenyum puas.

"sudah cukup." claire menurunkan belatinya. "ini konyol."

"sebaiknya kau jaga alec baik-baik. Kalau tidak nanti akan kuambil." ujar claire

ketika claire tiba-tiba sudah ada di belakangnya, vienne tetap tenang-tenang saja. "hee?? kazune maksudmua? bukan aku yang menjaga yee..kalo masalah itu ngomongnya sama rienne langsung aja deh.." kata vienne dengan nada agak manja. seiring dengan itu, warna mata rienne kembali coklat.

"menjaga kazune....ya?" kata rienne pelan. "jujur, setelah kau datang ke dunia ini, aku tak tahu...harus bagaimana.." katanya dengan nada sedih.

vienne malah terkejut mendengar perkataan rienne. "dasar! bukannya melawan malah curhat! hu-uh!"