[RP] Himeta's Boutique

"kamu siapa? Aku baru melihatmu." claire bertanya dengan angkuhnya pada tsubasa.

"himeta, ada tidak tas kecil untuk kartu clowku?" claire kembali pada tujuannya.

"Ah... toko ini..."
Sophie terdiam di sebuah toko. Rasanya ia pernah datang ke toko ini. Tapi ia tidak yakin, ia pun melirik ke arah Fleur.

"Uhu..." Fleur ber-uhu menenangkan sekaligus meyakinkan. Sophie pun melangkah masuk. Dan langsung menubruk orang.

'Bruk'

"Aaahh... Eeh.." Sophie berusaha mengingat. "Kiyokazu-san... Ya?" Ujarnya, tidak yakin.


========================================
Oot : Tama... maaf ya, datang-datang nubruk... hehe...

Tama sedikit kaget, kali ini ada seorang Tokyo Tower lagi yang menabraknya, yang ternyata ialah Sophie. Ia lalu berbalik dan melihat Sophie.

"Benar, ini saya... Sophie-san tidak apa-apa?" tanyanya.

Kedatangan dua orang ini berhasil menghilangkan gugupnya, terima kasih untuk mereka berdua.

OOT: char yg malang..... ga ada yg kenal *sob*
_______________________________________________

"eh..ah...."Tsubasa teringat kalau ia belum memperkenalkan dirinya pada anggota Tokyo tower yg lain. ia berusaha menjelaskan sambil tetap tenang.

"Namaku Tsubasa. Maaf telat memperkenalkan diri. Euh... aku mau mencari gaun berwarna merah muda..." Ujarnya kikuk.

"Eung... bukan untukku... tapi untuk adik perempuanku.." Tsubasa menjelaskan sebelum yg lain salah paham.

OOT: kan baru dateng, hhehehe^^

=========================================================

Tama sedikit mengangguk. "Saya Tamaki... salam kenal!" serunya. "Gaun merah muda ya? Kalau tidak salah di pojok sana! Silahkan..."

Lagi-lagi tingkah laku Tama hari ini seperti orang yang bekerja sambilan di butik ini. Maklumlah ia sudah mengenal letak-letak baju disini. Entah kenapa.

"Haaa.." Sophie menghela nafas. Ternyata benar itu Tamaki.
"Tidak apa-apa... Kiyokazu-san sendiri...?" Tanyanya sambil memperhatikan Tamaki dari atas sampai kaki dengan mata mengantuknya.

"Namaku Tsubasa. Maaf telat memperkenalkan diri. Euh... aku mau mencari gaun berwarna merah muda..."

"Hmmm..." Sophie memperhatikan pendatang baru itu. Orang yang belum pernah ia lihat. Sophie melirik ke arah Tamaki, "siapa dia?" tanyanya, mengabaikan fakta bahwa orang itu barusaja memperkenalkan diri.

Tama mengangguk, "Tidak apa-apa, Sophie-san" serunya.

"Namanya Tsubasa... Bukankah Tsubasa-san baru saja memperkenalkan diri?" tanyanya sedikit heran. "Sophie-san sedang apa kemari?"

"Oooh... Dan kenapa ia mencari gaun?" Lagi-lagi mengabaikan penjelasan pendatang baru bernama 'Tsubasa' itu.

"Sophie-san sedang apa kemari?"

"Haaa..." Sophie melamun. Lagi-lagi Fleur dibuat kesal oleh tuannya. Ia pun hinggap di bahu Sophie.

"Uhu...!" Dengan angkuh ia menunjuk Noir di pelukan Sophie.

Sophie menepukkan tangannya sekali. "Aku hendak mencari pita untuk Noir..." Gumamnya pelan. Ia melirik ke kanan dan ke kiri. "Dimana Himeta-san?"

Tama sedikit heran dengan pertanyaan Sophie. "Oh.. Tsubasa-san sedang mencari gaun untuk adiknya!" jawabnya tenang.

"Untuk pita silahkan di dekat meja Himeta-san disana!"

"Baik..." Sophie melangkah pelan ke arah yang ditunjuk Tamaki. Disana tampak meja dengan banyak pita denagn berbagai warna dan ukuran.

"Ukh..." Sophie mengeluh pelan. "Fleur, ambil satu yang kira-kira cocok untuk Noir..." Perintahnya asal.

"Uhu..." Fleur menurut, meski tampaknya ia malas. Ia mengambil satu pita satin berwarna keperakan dan meletakkannya ditangan Sophie.

"Hmmm..." Sophie melihat ke arah Fleur. "Tampaknya kau butuh sesuatu..." gumamnya. Ia kembali ke tempat Tamaki.

"Kiyokazu-san, apa disini ada lonceng...?" Tanyanya.

Tama terdiam sejenak, "Hmm... Lonceng ya?" Ia kemudian mengingat-ingat kembali. "Ada dua lonceng disini... lonceng yang berbentuk bulat dan lonceng berbentuk seperti bunga terompet..."

Ia kemudian menoleh pada Sophie, "Sophie-san ingin lonceng yang seperti apa?"

"Uhm..." Sophie mengulurkan tangannya. Fleur hinggap di tangannya yang terulur. "Untuk dia..." Kata Sophie sambil mengedikkan kepala ke Fleur.

"Menurut Kiyokazu-san bagaimana?"

Tama berpikir lagi. Untuk hewan memang lebih cocok memakai lonceng bulat. Tetapi apakah pantas untuk seekor burung? Entahlah.

"Mungkin lonceng bulat lebih bagus..."

Tama kemudian segera pergi ke bagian aksesori, mencari lonceng. Ia berhasil mendapatkan lonceng tersebut di rak bawah, sedikit memojok. Ia mengambil satu dan berjalan kembali ke Sophie. "Ini... silahkan..."

Ia benar-benar sudah menjadi seorang pekerja sambilan sepihak di toko butik ini.

=====================
OOT: maaf, himetachi! mengacak-acak tokomu!

Sophie menerima lonceng itu dari Tamaki. "Hoooo..."

Ia terdiam. Melirik kanan dan kiri. Karena tidak bisa menemukan apa yang dicarinya, ia melirik ke arah Tamaki lagi. "Dimana kasirnya?"


===============================================
Oot : Maaf ya Tama... Sophie banyak nanya... Hahaha...

Entah kenapa, Tama tampak sibuk sekali. "Ah... soal membayar sebaiknya Sophie-san temui Himeta-san saja. Bayar saja padanya, kira-kira senilai dengan apa yang Sophie-san beli!" serunya.

Ia kemudian duduk di salah satu kursi terdekat. Tenggelam dalam keheningan di kesendirian.

theo masih melihat-lihat dan menunggu himeta si pemilik toko membawakan gaun yang dimintanya. karena dia lelah menunggu, dia duduk dikursi tepat sebelah tsubasa yang sedari tadi juga ada di toko.

ingin rasanya theo berkenalan dengannya. "hei...kau..namamu siapa? aku theo, salam kenal!" katanya sambil tersenyum.

OOT: rinrin, Theo cowok apa cewek? *dikemplang*
________________________________________

Tsubasa melihat seseorang bertanya padanya. Dengan agak gugup ia menjawab.

"Ah... Namaku Tsubasa senang berkenalan denganmu.." Ujar Tsubasa sambil balas tersenyum.

Kemudian Tsubasa sedikit menatap orang itu.

"Ng... sebenarnya aku agak sedikit risih memasuki tempat ini. Tapi..." Tsubasa menunduk.
"Tidak apa-apa kan kalau aku datang kesini...?? Lagipula ini demi adikku juga sih..."

OOT: cowo tulen >__<b
______________________________
theo tersenyum melihat tsubasa. "ho..tsubasa..nama yang bagus.."katanya. lalu dia melihat sekeliling. namun dia menyadari kalau tsubasa menatapnya juga.

"hng? risih? hahaha...sama dong? kalau kamu demi adikmu ya? kalau aku, demi pacarku." katanya mantap. "yah...tapi kalau memang untuk orang yang disayang apapun pasti akan dilakukan..ya kan?"

OOT: warna user saya ga berubah... kenapa ya...??
_______________________________________________


"Hmm... benar juga yaa..." Ujar Tsubasa sambil tersenyum simpul.

"Anda orang yg baik.. Mari kita berteman.. Aku belum begitu kenal dengan warga lain disini, jadi mohon bantuannya ya...! " Tsubasa mengulurkan tangannya pada Theo.
___________________________
OOT: sifat Tsubasa-nya berubah...!!! kenapa kamu gerak-gerak seenaknya...???
*marahin char sendiri*

OOt: jangan kebanyakan oot ya ^^ (terus ini apa????)kalau warna user, nanti juga diubah sama cairy. tapi nanti, soalnya dia masih ujian ^^
____________________________________
theo menyalami tsubasa. "oh..ngomong-ngomong job kamu apa?" katanya untuk memecah kekakuan yang masih terasa. setidaknya pembicaraan mengenai pekerjaan akan membuat kekakuan yang terasa akan mencair. tapi cara seperti ini selalu patut untuk dicoba.

"permisi, aku mencari tas kecil untuk tempat kartu clow ku ditambah lagi aku mencari sebuah topi untuk gaun ini. Lalu... Oh! Kenapa sih aku harus bertemu denganmu!?" claire langsung memandang theo dengan sinis.

"ada tidak, nona?" tanya claire lagi.

"Rasanya aku belum pernah membuatnya. Bagaimana alau kubuatkan saja? Supaya kau bisa memilih model favoritmu sesuai selera..." Himeta berkata pelan, dan tampaknya Claire tidak mendengarkannya.

Theo kembali ke himeta. "hm...sebenarnya aku berminat dengan gaun merah yang di depan itu. Sekalian ada jepit yang sesuai tidak ya? Sama sepatunya juga..oh? Namaku? Theo..salam kenal."katanya sambil tersenyum manis. Sebenarnya dia sedang berkhayal, bagaimana cantiknya vienne kalau memakai gaun itu.

"Eh? Anda mencari pakaian wanita? Untuk siapakah?" tanya Himeta. Namun tampaknya Theo tidak mendengarkannya (lagi). Ia beranjak mencari gaun itu di 'ruang kerja'-nya. Namun langkahnya terhenti ketika Tamaki datang.

*kriing* "Selamat... pagi...eh, siang..." serunya gugup, entah kenapa.

"Selamat datang! Oh, Tamaki rupanya..." setelah mengucapkan itu ia lengsung menepuk jidatnya. Dia lupa kalau akan memanggilnya 'Tama' saja.

"permisi....."Tsubasa masuk ke butik Himeta karena merasa tertarik dengan tempat itu.

"Selamat datang. Silakan dilihat-lihat dulu. Jika ada apa-apa panggil saya." sambut Himeta. Ia tak mengenal orang itu. Mungkin dimension traveler yang baru tersasar ke Tokyo?, pikirnya dalam hati.

"himeta, ada tidak tas kecil untuk kartu clowku?" claire kembali pada tujuannya.

Tebakan Himeta benar. Claire tidak mendengarkannya tadi... "Aku belum pernah membuatnya, maaf. Tapi kau bisa memesannya secara pribadi, dan akan kubuatkan. Bagaimana?" usulnya.

Ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertahan tadi untuk mencari gaun merah di 'ruang kerjanya'. Setelah mengobrak-abriknya sebentar, akhirnya ia menemukan gaun merah yang dicari Theo.

"Mungkin ini?" tanya Himeta pada diri sendiri, memandangi gaun merah yang tampak anggun itu. Meskipun gaun, model seperti itu membuat pemakainya mampu bergerak bebas seperti memakai celana.Ia keluar dan menemui Theo, "Theo-san, bagaimana dengan yang ini?"

=============

huehuehue, maaf sekarang baru dibales...

"eh... kau pemilik butik ini..?" Tanya Tsubasa dengan sedikit canggung sambil mendekati himeta.
"Aku baru di ToTo. Namaku Tsubasa. Salam kenal!"Ujar Tsubasa memperkenalkan dirinya.
"Ng... Bisa kau membantuku mencarikan gaun yg cocok untuk adikku..? Aku kurang berpengalaman dalam hal ini..."Tanya Tsubasa sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya.

"oh..ngomong-ngomong job kamu apa?"

"Ah... Aku kudan fighter. kalau kamu..??"Tanya Tsubasa pada Theo.

Tama yang dari terdiam mengamati orang-orang yang ada di butik tersebut--terutama dari 3rd distric, akhirnya mengeluarkan suaranya. "Ano... Himeta-san, tampaknya sibuk sekali..."

"Apa lebih baik saya pulang saja?" tanyanya.

"aku? sword master..hehehe.." katanya sambil tersenyum lebar. dia memang bangga dengan pekerjaanya itu.

theo melihat gaun yang dibawakan himeta. "ho..bagusnya...coba orang yang ingin kuberikan gaun ini ada di sini..." gumamnya. panjang umur memang, saat itu rienne sedang melewati butiknya himeta.

"sebentar, aku memanggil orangnya dulu." katanya sambil berlari ke pintu. "rieeee!!! sini!!!!!" teriaknya pada rienne yang berjalan di luar. lalu dia menyeret rienne dan memberikan gaunnya.
==========================
rienne saat itu sedang berjalan dengan memakan lolipop. lumayan kaget ketika mendengar suara dari arah butik himeta. langsung saja dia melihat sumber suara. "the..theo? ada apa?" belum saja theo menjawab pertanyaannya, theo langsung menyeret (?) rienne ke dalam butik dan menyerahkannya gaun berwarna merah.

"kau...mau aku memakai ini?" kata vienne yang baru saja keluar. warna matanya sama merahnya dengan gaun itu. tanpa menjawab apa-apa, theo mendorong vienne masuk ke ruang ganti.

vienne akhirnya mengganti pakaiannya dengan gaun itu. "geez...pilihannya bagus juga." katanya lalu dia melangkah ke luar. "ano...ini...bagus tidak?" katanya setengah malu. dia tidak pernah memakai gaun sebelumnya.

Tsubasa memperhatikan semua orang yg sedang berada di toko itu.
"seandainya aku mengajak shinobu kesini.... tadi sepertinya dia sedang kurang enak badan.... sebaiknya aku pergi membeli sesuatu untuknya.."Gumam Tsubasa sambil meninggalkan toko itu.