[RP] Inner Border of Tokyo Tower Group

Xie Zhi memungut serbuk yang berasal dari monster itu, kemudian mencium aromanya.

"Ini ... belerang" ujarnya serius (ala supernatural xDD)

Kemudian pandangannya beralih pada sebuah benda yang berkilat terkena cahaya. Ia mengambil benda tersebut dan memperhatikannya baik-baik. Sebuah batu transparan berwarna kehijauan yang indah.

"Apa benda ini juga berasal dari monster itu?" tanyanya heran

Awalnya Allan agak bingung dengan belerang... tapi Wang lalu menemukan sesuatu yang lain, seperti sebuah batu berwarna hijau.

"Mungkin saja, Leader, mengingat ukuran monster tadi dan kemunculannya yang tidak biasa. Monster dengan ukuran sebesar tadi itu dan muncul tiba-tiba, pastilah ada sesuatu yang tidak biasa.

Xie Zhi bediri sambil mengamati batu tersebut.

"Ntah kenapa aku merasa pernah melihat batu seperti ini sebelumnya. Tapi dimana" ia berujar pada dirinya sendiri sambil terus mengamati batu tersebut.

Namun tiba-tiba batu tersebut terlepas dari tangannya, Xie Zhi menutupi mata kanannya yang buta itu. Ia terlihat seperti sangat kesakitan. Ia terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"Hugh .... " ujarnya sambil terus menutupi mata kanannya dengan tangannya.

"Leader!" Allan buru-buru bergerak kebelakang leadernya dan menangkapnya sebelum dia terhuyung lebih jauh lagi.

"Leader, anda tidak apa-apa?" tanyanya seraya menatap muka Wang.

"Batu tadi... ada apa dengan batu tadi...?" pikirnya.

-----------------------
story branch
-rusuh
-normal

"Aku baik-baik saja" ujarnya singkat

Ia terus mengamati batu kristal transparan itu. Namun tiba-tiba batu itu-pun menjadi abu dan terbang bersama angin.

"heh?!" ujarnya kaget melihat kejadian tadi.

"Ack! Batunya..." Allan melongo melihat batu tadi berubah menjadi debu, lalu gone with the wind terbang bersama angin.

"Yah... kenapa bisa begitu yah...? Aneh..." Allan menggaruk-garuk kepalanya, lonceng Akai Suzu berbunyi nyaring ditiup angin.

"Ntahlah, tapi yang lebih aneh lagi kenapa monster itu bisa ada disini" ujarnya sambil merapikan rambutnya yang tertiup angin diiringi dengan jeritan penuh cinta dari para fangirls

Xie Zhi kembali menatap sekitarnya.

"Kita lanjutkan patroli sergap, tkp, buser malam ini. Sepertinya banyak hal yang tak beres terjadi disini" lanjutnya pada Allan.

"Ah... baiklah..." Allan menyarungkan Akai Suzu, tapi dia ingat sesuatu.

"Leader... rasanya... tadi Kazune... ada disini..." Allan melihat ke sekitarnya.

"Astaga! Tapi dimana Kazune sekarang" ujarnya sedikit kaget.

"sebaiknya kita mencari Kazune terlebih dahulu" ujarnya pada Allan

"Err... KAZUNE!!!!!!!" Allan berteriak dengan seluruh suaranya, di padang pasir yang panas itu, seharusnya dia tidak berteriak seperti itu, akan membuat tenggorokannya kering sama sekali.

"Meh... dia tidak ada... kemana dia...?" Allan mencoba melihat ke sekitar, sembari menghalangi cahaya matahari yang menyengat.

"Hei! Simpan tengamu" ujar Xie Zhi pada Allan.

Xie Zhi berjalan perlahan mendekati sebuah batu besar disana, kemudian duduk didekatnya untuk beristirahat.

"kalau begini sebaiknya kita tanyakan pada peta, maukah kalian bersamaku memanggil peta? kita kembali dulu ke tower. Aku yakin Kazune akan baik-baik saja. Kazune bukan orang yang gampang menyerah dan gampang dikalahkan" ujarnya pada Allan.

"hyaaah...panasnya....huaaaaa!"

*gabruk*

nah...rienne saat itu sedang mencari material. Sialnya, saat itu kondisinya kurang sehat. Karena terlalu lama panas-panasan, dia menjadi pusing. Dan tadi dia baru saja tersandung dengan sukses dan terjatuh.

"aduh...panas banget!" keluhnya sambil mencoba berdiri. Tak ada siapapun di sekelilingnya.

"..." Allan agak ragu, memang Kazune itu seorang Vice Leader dan pasti bisa mengalahkan monster besar sendirian, bahkan Allan yang seorang Society mampu mengalahkan monster yang sangat besar, Kazune pasti lebih bisa, tapi entah kenapa perasaannya tidak enak.

"Kazune... apa tadi itu... hanya ilusi Kazune saja...?"

"Ilusi? Apa maksudmu? tanyanya seidikt sinis pada Alan.

Namun tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara.

"Hei! Apa kau dengar suara tadi" Xie Zhi bertanya pada Allan.

"Ya... rasanya aku dengar... tiga kali" Allen memasang telinganya.

"Seperti suara Rienne... sedang pakai hp? *!* Memang teriakan Rienne!" Allan segera berjalan pelan sambil melihat sekelilingnya.

"Ayo kita cari asal suara 4 kali itu" ujarnya pada Allan.

Xie Zhi memandang kesekelilingnya.

"sepertinya suara itu berasal dari sana, dari balik bebukitan batu itu" ujarnya sambil menunjuk sebuah bebukitan batu diarah utara

Rienne membersihkan pakaiannya yang berpasir. "peh! Ada pasir masuk! Huuh...ini...masih inner border ya? Eh? Kok aku ga tau jalan keluar dari sini ya? Ini bagian manaaaaaa?" katanya panik. Baru kali ini dia tersesat. Pasti karena sakitnya, lemot dan cerobohnya bertambah 4x lipat.

Oot: what the? Kenapa kazune ilang?

kazune akhirnya hilang bersama angin yang meniup batu tadi.

"huaaaaa!!" tiba-tiba kazune jatuh dari langit (?) dan menimpa seseorang saat mendarat.

"kenapa aku tiba-tiba di sini?" merasa menimpa seseorang, kazune langsung bangun.
"maafkan aku ta... Rienne?!"

*brugh*

rienne yang baru saja bangun jatuh lagi dengan sukses karena kejatuhan orang. Dan itu adalah kazune.

Rienne yang masih pusing mencoba untuk bangun lagi "uhuk..uhuk..peh! Mulutku jadi rasa pasir...eh? Ada kazu..." belum selesai rienne meneruskan kata-katanya,

*brugh*

rienne pingsan dengan sukses.

Xie Zhi dan Allan yangtelah berhasil mendaki bukit lewati lembah, bersama teman berpetualang bebatuan itu, cukup kaget melihat apa yang dilihatnya disana.

"Kazune! Rienne!" ujar Xie Zhi dengan nada meninggi

Ia menuruni bukit bebatuan itu dengan perlahan dan mendekati mereka.

"Apa yang kalian lakukan disini?" ujarnya ketus.

"Loh? Rienne!" Kazune langsung mengangkat Rienne yang pingsan dan memeluknya. "Ara... apa yang harus kulakukan?" Kazune jadi merasa bingung sendiri.

Lalu leader Zhi pun datang menghampiri.
"Seharusnya saya bertanya kenapa saya bisa ada di sini seiring dengan hilangnya batu itu, leader Zhi." Kazune balas bertanya.

"kenapa aku bisa hilang tiba-tiba dan muncul di sini tiba-tiba?" Kazune menggerutu sekaligus bertanya.

"Mana aku tau!" ujar Xie Zhi ketus

Allan dan Xie Zhi mendekati Kazune dan Vienne

"Aku yang hendak bertana, kemana kamu menghilang. Kami mencarimu sampai kesini. Dan ... ada apa dengannya, kenapa dia pingsan begitu" tanya Xie Zhi pada Kazune

"Entahlah..." Allan meluncur dari atas bukit pasir. Lalu meloncat ke dekat Kazune, Wang, dan Rienne.

"Mungkin monster itu masih dendam padamu karena tembakanmu tepat?" Allan mengkerutkan mulutnya dan mengernyitkan alisnya.

"Ah... ada, ada saja*trak!*Uh!." Allan segera memegangi mata kanannya, sepertinya mata kanannya mulai sakit lagi.

"...lagi?..." pikirnya.

Xie Zhi mendekati Rienne yang pingsan, kemudian ia berjongkok didekat Rienne

"Hei Sadarlah!" ujar Xie Zhi sambil menampar memukul-mukul pipi Rienne sampai memar kebiruan dengan perlahan.

Pandangan Xie Zhi beralih pada Allan.

"Hei! Kenapa kau?" tanyanya heran

"Dia pingsan. Sepertinya dia tersesat dan kehabisan tenaga. banyak sekali keringat yang mengalir..." Kazune menjelaskan kondisi RIenne sejauh yang dia tahu.

"Hee? dendam ya? mungkin saja..." Kazune berkomentar.

"Nah, sekarang kita harus kemana? masalahnya dia kekasihku tercinta harus dibawa ke suatu tempat yang nyaman setidaknya sampai dia sadar... apa kita bisa kembali ke tower sekarang?" tanya KAzune pada teman-temannya itu. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi lagi setelah ini.