[RP Battle] Tamaki Kiyokazu - Theo Hitwandell

Oot: siapapun? Waduh? Kan cuma ada theo. Ga ada iimeta :p .Gimana caranya? PM aja
___________________
lagi-lagi tamaki mengincarnya dengan peluru api dari segala arah. Belum lagi tamaki menusuk kakinya. "argh!!"

theo rasa ini bukan orang yang dia ajak bicara saat pertama bertemu. kepribadian ganda kah? pikir theo. Namun sekarang bukan saatnya berpikir seperti itu. Theo langsung memburamkan pengelihatan tamaki dengan kabut lagi.

Dengan cepat theo memulihkan dirinya lagi dengan healing potion.

Langsung dia melemparkan 5 pisaunya yang tersisa.
Terdengar kalau semuanya mengenai tamaki.

Di dalam kabut, theo langsung berlari dan menghilang....

oot: caranya ada di PM. Theo mau kemana?
________

Kabut lagi-lagi menutupi pandangannya. Lagi-lagi jurus yang sama. Apa yang akan Theo perbuat? Menyerang dari kiri atau dari kanan? Entahlah.

Tama hanya terdiam. Menunggu serangan datang. Ia diam menunggu. Semenit, dua menit, tiga menit. Masih menunggu.

Sampai sepuluh menit kemudian tak ada serangan yg datang.

Tama menjadi kesal. Ia lalu mengayunkan shunseikinya. "Tsumujikaze" serunya dan angin puting beliung menghilangkan kabut itu. Kini pandangannya jelas kembali.

Tapi ia sama sekali tak menemukan Theo. Ia melihat ke sekeliling. Kemana pria itu?

oot: caranya ada di PM. Theo mau kemana?
________

Kabut lagi-lagi menutupi pandangannya. Lagi-lagi jurus yang sama. Apa yang akan Theo perbuat? Menyerang dari kiri atau dari kanan? Entahlah.

Tama hanya terdiam. Menunggu serangan datang. Ia diam menunggu. Semenit, dua menit, tiga menit. Masih menunggu.

Sampai sepuluh menit kemudian tak ada serangan yg datang.

Tama menjadi kesal. Ia lalu mengayunkan shunseikinya. "Tsumujikaze" serunya dan angin puting beliung menghilangkan kabut itu. Kini pandangannya jelas kembali.

Tapi ia sama sekali tak menemukan Theo. Ia melihat ke sekeliling. Kemana pria itu?

*jleb*

"illusion!" langsung theo menusuk tamaki dari belakang, dengan pedangnya yang kali ini bercahaya putih. jurus illusion ini digunakan untuk menyerap energi dari lawannya. sehingga energinya bertambah.

cahaya putih menyinari mereka berdua. theo makin yakin akalu yang dia hadapi bukan tamaki yang sesungguhnya. "ayolah tamaki..sadarlah! entah apa yang Himeta katakan kalau kau seperti ini!" serunya.

theo mencabut pedangnnya. lalu dia menghapus darah tamaki yang ada di silver crest. entah mengapa, setelah dia mengatakan kata 'himeta', tamaki terdiam.

oot: ayo verin, masih kurang!
_______________

Tiba-tiba Theo datang dan menusuk punggungnya dengan silver crest yang berselimutkan aura putih. Aura hitam Tama dan aura putih silver crest bertubrukan.

Jleb

Theo menarik tusukannya. Darah mengalir. Aura putih itu tampaknya cukup kuat untuk menekan aura hitam yang menyelimuti tubuh Tama. Karena itulah luka tusukan itu cukup dalam menusuk di punggungnya.

Himeta.

"..."

Ia mendengar Theo menyebutkan nama itu ketika menarik silver crest. Deg... Sesuatu yang ada dalam diri Tama bergejolak. Ia memegang dadanya. Himeta...

Kemudian aura hitam itu berkumpul di tangan kanannya. Ia mengayunkannya, kemudian memukul Theo dengan sangat keras. Duaggh! Setelah itu ia melompat menjauh. Aneh, ia hanya melancarkan satu serangan itu. Padahal sebelumnya ia tampak agresif menyerang.

Theo terlempar cukup jauh. Namun kali ini dia tersenyum. 1 fakta telah dia temukan. tamaki mencintai himeta. Diperjelas dengan gerakan tamaki yang mulai melambat.

Dengan modal nekat, jahilnya theo kumat. "hei tamaki! Sadarlah! Ingatlah himeta! Wanita yang kau cintai! Dia tidak akan senang melihatmu terluka dan hendak membunuhku di sini! Kalau kau terus begini, mungkin dia akan membencimu!" katanya pada tamaki.

Theo mendekati tamaki lagi dengan siaga. "ingat himeta! Orang yang kau cinta!" katanya lagi.

oot: wow.. diunderline!! >,<
_____________

Tama mengacungkan shunseiki pada Theo. Ia kemudian berlari mendekati dan menyerang Theo dengan cepat. Ketika ayunan pedang Tama sekitar 20 cm dari wajah Theo, gerakan pedangnya berhenti. Tangan dan pedangnya bergetar. Kenapa?

Karena Theo menyebutkan tentang Himeta yang akan membencinya kalau ia terluka begini dan akan membunuh Theo.

Degg...

Theo mendekatinya dan mengatakan tentang Himeta.

Siapa... itu?

Tiba-tiba shunseiki terjatuh dari tangannya. Menerjang tanah. Lalu tatapan matanya kembali hangat, bermakna, dan penuh perasaan. Tampak sedikit kebingungan di raut wajahnya. Jika kau menyadarinya, aura hitam yang menyelimuti Tama menghilang, sepenuhnya.

"Hi... Himeta-san... membenci saya... kenap-"

Bruggh

Tama terjatuh, matanya tertutup. Ia jatuh pingsan sebelum menyelesaikan kata-katanya. Darah dari tubuhnya mengalir melalui seluruh luka-lukanya di tanah gersang itu.

Pemenang pertarungan ini adalah Theo. Cinta memang mengalahkan segalanya.

*trang*

terdengar suara pedang tamaki yang terjatuh dilanjutkan dengan tamaki yang pingsan berlumur darah. "geez....bertarung memang tidak selalu dengan pedang" katanya sambil mengobati tamaki. dia mengeluarkan green super potion untuk menyembuhkan luka-luka tamaki yang terlalu parah. juga healing potion untuk memulihkan anak itu.

"yah...sepertinya sudah selesai" katanya sambil membersihkan dirinya dan membetulkan kacamatanya. lalu dia pergi dari sana meninggalkan tamaki yang terbaring. "hem..pertandingan menarik..mungkin aku bisa menggunakan cara seperti itu lain kali, sobat.." katanya sambil meninggalkan dome dan menuju tower.

dasar...cinta...

Semuanya terlihat remang-remang.

Tama akhirnya siuman dari pingsannya dan mendapati luka-lukanya yang sudah sembuh. Tama kaget melihat darah-darah yang menggenang di tanah. Itu darahnya. Tapi kenapa?

Tama mengambil pedangnya yang tergeletak di sampingnya dan melihat ke sekeliling. Ia merasa aneh, kenapa dome itu hancur dan shunseiki begitu berlumuran darah?

Apa yang terjadi?

Ia berusaha mengingat kejadian-kejadian sebelumnya. Seingatnya ia bertemu dengan Theo, bertarung dengannya, Theo membuat tangan kirinya mati rasa, kemudian pria itu melemparinya tiga pisau, dan... dan ia tidak ingat apa-apalagi. Ia pikir mungkin ia mulai pingsan saat itu.

Tapi kenapa dome ini hancur dan banyak darah menggenang di tanah?

Lalu ia juga mendengar kata-kata Theo tentang Himeta. Ia sempat tersadar saat itu dan kembali pingsan dengan bertaburan luka. Kenapa?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi benaknya. Ingatannya hilang sesaat. Ia berusaha bangkit dan kembali berjalan pulang menuju tower.

"Sudahlah, mungkin aku hanya salah ingatan saja... Mungkin semua itu hanya berupa khayalanku saja..."

[out]
[end]