[RP] the 3rd ordinary

Shuuji sempat menoleh pada Reichel yang bertanya padanya. Namun, ia mengabaikannyaa dan kembali membaca buku favoritnya.

"Uhuk... Uhuk..." lagi-lagi ia terbatuk.

Reichel Yang di abaikan oleh Shuuji pun merasa terhina. Tetapi pikiran Riechel berpikiran sebaliknya--dia mencoba diam saja. Reichel memasukan Shuuji kedalam list sebagai orang yang akan di bunuh suatu saat nanti. Tetapi ini hanya list saja, karena dia sedang berada di kelompok ini bersama Reichel. JAdi harus bersikap kerja sama antara nya.

" ah~ ..." menunggu kembali venus menjawab pertanyaannya.

"Ah, Tuan Riechel, Tuan Shuuji... anda berdua tidak apa-apa...? Mohon jangan ribut..." ucap Rejaku pelan, dari tadi dilihatnya Shuuji terus saja diganggu, tadi oleh Venus, lalu oleh Riechel. Dia sendiri tidak bisa apa-apa dan memilih diam saja.

==============================
oot:@nanase
itu..."Reichel memasuki list Shuuji sebagai orang yang akan di bunuh suatu saat."
berarti yang mati Riechel nya...?

OOT: memasukkan Shuuji kedalam list maksd nanase.. maaf^^

======================================

Sepertinya Rejaku melihat Reichel menganggu Shuuji--sepetinya Riechel tidak sepeti itu. Dia hanya mengkhawatirkan Shuuji. Reichel merasa bosen lama kelamaan, kemudian dia duduk di sebuah tempat yang dekat dengan mereka semua .

" ..... " lagi-lagi menunggu venus menjawab/

Venus sibuk dengan blower rambutnya, ia jadi tidak fokus pada siapa-siapa saja yang berbicara di ruangan itu.

"Haah apa?!" sambil memasang tampang polosnya ia berbalik begitu rasanya ada yang bertanya-tanya padanya. "Oh... pembagian kelompok itu ya. Hm... kan sudah kubilang tunggu sampai semuanya datang, kalau cuma sebagian-sebagian begini sih aku malas berbicara sampai dua kali." Ia lalu melanjutkan mengeringkan rambutnya.

Sepertinya Venus sibuk sekali dengan rambutnya--yang sedang dikeringkan itu. Seseorang menunggu jawban dari dia, dia hanya menjawab yang tidak sesuai dibenak Riechel.

" baik lah" Riechel menjawab itu tetap duduk menunggu semua anggota berkumpul.

Akhirnya prosesi mengeringkan rambut selesai... setidaknya Venus memanggil Mine untuk menyimpan blowernya. Kemudian nona besar ini duduk dengan tenang di kursinya.

...

Ia memperhatikan sekitarnya...
"Ngomong-ngomong kamu siapa?" tiba-tiba saja ia mengajukan pertanyaan yang rancu sambil menunjuk-nunjuk Riechel.

Venus yang sedang merawat rambutnya itu sudah selesai dengan diakhiri menanyakan siapa itu Riechel. Hm-- sepertinya bukan hanya Riechel yang tak ingat dengan seluruh anggota disini. Ternyata Venus pun seperti itu.

"Aku Riechel. " Riechel berdiri menghadiri Venus yang menunjuk-tunjuk sembarangan kepada Riechel.

"Hoo!" Venus hanya berusaha terkejut. Ia tahu siapa Riechel tapi karena namanya sulit untuk dieja jadi ia tidak bisa memanggil Riechel.

"Hm... Vampire," lanjutnya lagi.

Venus kemudian mengambil secarik kertas dan mulai... kebingungan. "Ah hya... aku kan tidak bisa menulis, buat apa kertas ini..." ia lalu melempar kertasnya seperti ia melempar lembaran uang tadi.

"Jadi... siapa saja ya anggota kita? Ada yang bisa membantuku mengurutnya?" ia bertanya-tanya menaruh kembali alat tulis yang ada di tangannya.

Gadis yang tidak bisa berbicara nama orang yang namanya susah dan tidak bisa menulis ini bertanya kepada Riechel siapa saja anggota dari kelompok ini.

Sudah tahu Riechel paling tidak bisa mengingat nama orang begitu pun Venus bertanya seperti itu. " Hm. . C.a. . Tak tau ! Aku tidak ingat"

Venus menghela nafasnya, ternyata anggota yang sulit diucapkan namanya ini sama sekali tidak membantu. Sebenarnya kebodohannya tidak bisa baca-tulis juga agak menyusahkan, apalagi dirinya yang malas mengingat.

"Haah baiklah, bagaimana dengan yang lain? Ng... si kutu buku atau si pemalu?" ia menunjuk Shuuji dan Rejaku bergantian.

" aleesa, venus, rejaku, shuuji, riechel " setelah melihat sekililingnya akhirnya dia ingat dengan nama anggota yang berkumpull disna. Tetapi tetap saja dia tidak ingat semuanya.

" mungkin itu yang aku ingat" suara angkuh itu kembali keluar.

Saat itu...

"bau ralph!" claire langsung masuk ke third distric. Dia semakin yakin ini tempatnya.

claire merapikan gaun lolita putihnya dan topi berpita kecil di kepalanya sampai terlihat sempurna. Setelah siap, claire memasuki sebuah ruangan yang terdapat banyak orang di sana.

"gutten tag alle! Meine name ist claire schwarze." claire memperkenalkan dirinya sambil terus berjalan ke tengah, memancarkan aura bintangnya.

claire tertawa kecil tapi terkesan angkuh melihat reaksi semua orang.
"oh, kalian tidak mengerti deutsch ya? Oke, perkenalkan, namaku claire schwarze, dikirim langsung oleh tuan ralph. Apa kalian juga diajak tuan ralph?" claire masih memancarkan pesonanya yang seperti seorang bintang ternama.

gadis satu ini terlihat cantik dan anggun, tapi angkuh.

Insting Venus bekerja... ketidaksukaannya pada seseorang yang menyaingi kecantikan dan keanggunannya, apalagi kelihaiannya.

Si Nona besar langsung bangkit dari tempat duduk pribadinya dan melancarkan pandangan sinis ala-nya pada Claire yang baru saja datang.

"Heeh! Sok cantik!" kesinisannya dimulai. "Masalah diajak Ralph ya tentu saja... dia kan mempercayakan kinerja di tempat ini padaku yang bisa tahu segalanya," Venus selalu tidak mau kalah.

"Jadi kamu yang berbicara bahasa aneh, duduklah kalau mau informasi tentang apa yang akan kita kerjakan." Venus memberikan instruksi... ia jauh lebih bossy dari siapapun di situ.

Belum selesai dengan tingkah laku Venus yang angkuh itu-- datang seorang perempuan ke tempat berktmpul. Sepertinya dia menyapa dengan tingkah laku yang angkuh sama dengan Venus.

" hm. . " Riechel berpikir sebaiknya dia abaikan saja orang itu.

"Nona Venus... saya Rejaku... yang sedang membaca buku... Shuuji..." kata Rejaku sambil menunjuk Shuuji.

"Yang lainnya... umm... Riechel... Alessa... dan yang baru saja datang... Claire, apakah benar?" tanyanya pelan pada Claire.

Venus kembali ke tempat duduknya, ia segera mencap tidak menyukai Claire karena menurutnya gayaknya terlalu sok atau bisa dibilang menyaingi dirinya.

"Baiklah... jadi semuanya sudah berkumpul. Setidaknya ada 6 orang di sini." Venus berkonsentrasi penuh pada pikirannya ia masuk lagi ke dalam mimpinya.

...

Selang beberapa menit kemudian ia membuka matanya.

"Yaak, pembagian kelompok!" Venus nampak antusias dengan strateginya. "Begini-begini... aku tahu kalian punya relasi dengan orang-orang dari kedua kelompok ini. Jadi... kuputuskan si kutu buku dan Rejaku kalian ke Municipal Building." ia menunjuk Shuuji dan Rejaku. "Sedangkan Riechel dan kalian ke Tokyo Tower. Strategi ini dibentuk supaya tidak ada relasi-relasian yang mengganggu rencana kita. Aku dan Alessa akan tetap di markas menunggu instruksi selanjutnya."

Penjelasan panjang lebar itu selesai.

"Ada yang mau protes?"

"ya, kamu benar. Aku claire salam kenal." claire tersenyum ramah pada rejaku. Saat itu keangkuhannya sirna.

"baiklah, nona. Tapi ingat! Tuan ralph lebih berkuasa. Aku akan menurut padamu tapi aku tidak akan tunduk padamu!" ujar claire angkuh pada venus.

"kalau kamu terus berlaku seperti itu, aku juga akan seperti itu." claire menantang venus. Kalau claire bertemu dengan orang angkuh dia akan angkuh juga. Kalau orangnya ramah, claire tidak akan angkuh.

" biarkan aku berada di Municipal. Aku bersedia di perintah kan oleh mu . Venus yang baik dan cantik, boleh kah aku berada di Municipal?" Riechel kaget ternyata dia ditugaskan di Tokyo Tower dan sebenarnya sejak awal dia ingin di Municipal.

Setelah berpikir kembali pun Riechel tidak seharusnya berada di Tokyo Tower karena dia seorang vampire. Tetapi jika tugas hanya menyerang boleh saja Riechel berada disana.

"Ralph itu memang berkuasa tapi ia tidak tahu perbuatan sia-sianya..." Venus menimpali dengan dingin... jelas ia tahu apa yang akan terjadi. Venus berhenti berbicara, ia malas berdebat dengan orang yang tidak ia sukai.

Kemudian terdengar bisik rayu dari Riechel, tahu saja orang ini tentang kelemahannya. "Noo!" ucap Venus tegas, walau rayuan itu tepat mengena di hatinya. "Aku tahu kamu mau bertemu dengan nona vampire itu, dan ini bisa membahayakan strategi kita... pokoknya tidak..." lanjutnya lagi, bersikeras menolak.

Shuuji yang sejak tadi hanya asyik membaca, akhirnya menyadari adanya orang baru di tempat ini, gadis itu bernama Claire--sejauh yang ia bisa tangkap. Tampaknya gadis itu dengan si putri manja dari awal sudah tidak cocok.

Setelah itu ia mendengar tentang pembagian kelompok. Tentu saja ia tak masalah ditugaskan di mana saja, asal tempat itu teduh.

Dan menurut penglihatannya tadi, municipal building merupakan tempat yang cukup teduh untuk dimasuki. Karena itu ia setuju-setuju saja. "Lalu disana... apa yang dilakukan...?" tanyanya kaku.

"aku? Tokyo tower ya... Kebetulan sekali aku baru tersesat di sana jadi aku hafal seluk beluknya. Terima kasih nona venus!" claire menunduk hormat lalu pergi. "ah! Nona besar! Rambutmu kurang rapi. Belum terlihat sempurna." claire tersenyum melihatnya.

"kamu... Rejaku kan? Bisa tolong temani aku berkeliling. Ah! Sekaligus bantu aku mencari tempat tinggal." claire meminta dengan lembut dan tersenyum ramah plus menggunakan kharismanya.

Sepertinya bisikan rayuan yang di lakukan Riechel tidak ampuh melawannya. Tapi mungkin kata-kata itu sudah terkena hati venus. Sebaliknya, jawaban venus tidak seperti dibayangkan oleh Riechel.

Riechel merasa kesal dengan jawaban itu. Tetapi yang harus dilakukan oleh dia yang dulu menyetujui rencana Ralph--sehingga apabole buat.

" cih. . Jadi apa yang harus aku lakukan hah?!" sekarang suara yang marah keluar dari mulutnya. Selain Shuuji mungkin venus pun termasuk yang dimasuki ke dalam list.

Claire ke luar dari ruangan dan dia mengomel sendiri.
"dasar... Nona besar!"

claire me release kartunya dan kunci untuk terbang berkeliling di atas wilayah third distric ini.
"release me!"

claire terbang hanya beberapa menit saja dia sudah hafal. Dia memutuskan masuk ke ruangan tadi dan mencari sebuah kamar yang bisa ditempatinya. Akhirnya dia menemukan kamar itu lalu segera berganti pakaian. Tak lupa sarung tangan dan sebuah bandana dengan hiasan bunga mawar di bagian kiri.

claire memutuskan kembali ke ruangan.
di ruangan itu claire bertanya pada yang lain
"kapan kita mulai?"

"Jadi saya ke Municipal? Baiklah." dalam ingatan Rejaku, banyak gedung Municipal ada dibawah tanah, jadi dia agak segan untuk pergi kesana. Walau begitu dia tidak bisa melawan perintah Ralph

"Kapan kita akan pergi...?"

Lalu, Claire minta diantar berkeliling.

"Oh, anda ingin diantar berkeliling? Baiklah..."