[RP] Skirmish! Battle of the Towers!

Tama hanya duduk di bangku penonton. Melihat pertarungan antara Allan dan Leroy. Pertarungan ini membuat antusias karena ia bisa memerhatikan serangan dan pertahanan yang dilakukan lawan. Hal ini bisa menjadi pelajaran baginya.

"Kira-kira siapakah yang akan menang?" tanyanya dalam hati.

rienne dan kazune langsung mengambil tempat duduk di bangku penonton. pertarungan sudah dimulai. rienne tidak terlalu antusias dengan sebuah pertarungan. dia tidak suka perang atau apapun yg sejenis dengan itu. vienne memohon pada rienne agar bisa menonton pertandingan allan sendiri. "ayolah rie...pliiis...aku pingin nonton...ya?ya?" pinta vienne. rienne sih sebenarnya masih ingin berduaan dengan kazune, tapi dia sama sekali tidak tertarik dengan pertandingan. "iya deh," kata rienne. akhirnya mereka bertukar posisi. warna matanya berubah menjadi merah. vienne muncul.

"whoa...sudah dimulai!" seru vienne seperti anak kecil. "sebenarnya apa sih yg kamu suka dari pertandingan?"tanya rienne. "hum.. di pertandingan ini aku mau liat akai suzu dan siegmund melawan lightsaber. itu saja. menyenangkan bukan??" jawabnya. rienne makin tidak mengerti jalan pikir dirinya yg satu lagi itu.

"hum.. di pertandingan ini aku mau liat akai suzu dan siegmund melawan lightsaber. itu saja. menyenangkan bukan??

"Benar, vie, ini pasti akan seru... ini juga akan jadi bahan pelajaranku untuk memperkuat fire saber yang aku buat kemarin."

Pertandingan pun dimulai. Nah, siapakah yang akan mengalahkan siapa? Kita tunggu saja kelanjutannya.

Allan yang berada dibelakang Leroy, segera menghantamnya dengan Siegmund. Pedang itu mengenainya.
"*DRAK!gusrak!*Ah? Kukira reaksimu(1) akan jauh lebih cepat dari itu...maaf..." Allan menyiapkan kedua pedangnya lagi.
"Huhu... melawan Fighter, aku harus serius! Fuu!"

======================================
(1)Mengacu pada saya menunggu post na Faylong

Memegang kepalanya yang sakit, Leroy baru menyadari pertarungan sudah dimulai. Sembari mengeluh, Leroy mengeluarkan salah satu belati kembarnya dari lipatan bajunya lalu menyambar Allan. Allan secara otomatis memblok serangannya lalu dengan cepat Leroy menendang ke tanah, melompat ke belakang untuk memperbesar jarak diantara mereka.

"Hmph.. Kini giliranku ya" ujarnya singkat. Mata Leroy terfokus pada Allan dan setiap gerakannya. Leroy hanya menggenggam sebuah belati secara terbalik dengan tangan kanannya, posisinya siap untuk berlari menerjang Allan.

Dengan sebuah dorongan kaki, Leroy maju menyerang Allan secara frontal.

"Ah, cara membawa belati khas seorang Ninja atau Assassin!" Allan menurunkan kedua pedangnya kesamping tubuhnya, dan mengarahkannya kedepan.

"Serangan frontal? HIYA!" Allan men-charge kearah Leroy dengan ujung kedua pedangnya menghadap kedepan.

Dengan cepat, Leroy menepis kedua pedang Allan yang diarahkan ke depan dengan tangan kiri sementara tangan kanan yang memegang belati dihujamkan ke arah Allan yang terbuka. Posisi Leroy kini berada di samping kanan nya Allan.

*!* Secara reflek kaki Allan bergerak menyamping, namun tidak cukup cepat untuk menghindari belati itu karena berat pedangnya mendorongnya kedepan. *jrat!*

"Uff...Fuh... tidak dalam... hee..." Allan lalu menutup matanya. Lalu menunjuk Leroy dengan Akai Suzu. Dia lalu menggetarkan Akai Suzu.

*rin...riin...riin...riin*"Begitu ya... baik..." Allan membuka matanya.

"Kurasa tidak adil kalau tidak memberitahumu... lonceng kecil ini... beresonansi dengan benda disekitarnya... pada dirimu... dia menunjukkan bagian dirimu yang terlemah... adalah kekuatanmu... yaitu, kecepatanmu.Shunshin" *sret* Allan kembali menghilang, saat muncul, dia sudah ada dibawah Leroy, mencoba menghantam kakinya.

"Akh!" Telinga Leroy yang sensitif terganggu oleh bunyi lonceng sehingga membuyarkan konsentrasinya. Menyadari adanya serangan dari bawah, dengan cepat Leroy melompat salto ke belakang sembari melempar jubahnya ke arah Allan, menutupi dirinya.

Mendarat dengan lutut kanan yang berdarah di lantai, Leroy berdiri dan menggerak-gerakkan lututnya yang terluka. "Hmph! Takkan terjadi lagi." ujarnya sambil menendang tanah dengan kaki kanannya.

"hoi hoi! Jangan sampai ada yang terluka parah! Itu aturannya!" kazune memperingatkan mereka berdua.

"pertarungan yang sengit." komentar kazune. Lalu dia melirik ke samping dan vienne tampak bahagia melihat pertarungan itu.

"jadi kamu suka pertarungan ya?"

"Ah? Iya... iya deh..." Allan memasukkan Siegmund kedalam sarungnya.

"Terserah kau, Kazune... yang tadi terluka parah sampai hampir mati..."

Allan mengarahkan Akai Suzu ke tanah disampingnya, tangan kirinya menahan pinggangnya.

"Fuu...kucoba kuakhiri...Sakigake no Ichi!" Allan mencoba melakukan empat tebasan langsung kearah Leroy.

Dengan cekatan, Leroy menghindari setiap serangan dan ia juga berhasil memasukkan pukulan memakai tangan kirinya sembari menghindar. Setelah Allan melangkah goyah ke belakang seperti sedang mengangkat barang yang sangat berat, Leroy mengambil kesempatan lalu seperti ingin melancarkan serangan yang sangat cepat dan maut, Leroy melompat jauh ke belakang.

Tangan kiri Leroy kini menggenggam belati kembar yang lainnya. "Saatnya memasukkan serangan~" ucap Leroy senang sambil menjilat bibirnya.

*PRIIT*

Suara peluit yang keras memenuhi ruangan dan seisi ruangan aula menjadi hening. Leroy pun tersentak dan melirik ke arah wasit yang membunyikan peluit tanpa menghilangkan fokus ke arah Allan.

"Allan memenangkan pertandingan ini dan Leroy didiskualifikasi" ujar seorang lelaki separuh baya dengan muka tegas. "Wha.... Kenap- Oohh... Tidak.." Leroy menepuk dahinya sendiri saat ia tersadar ia tadi melompat terlalu jauh dan kini berada di luar arena pertandingan.

Setelah kejadian Leroy keluar arena pertarungan, battle pun dinyatakan usai dan mengambil Allan sebagai pemenangnya. Penonton bersorak riuh. Begitu pun Tama, ia kemudian mengeluarkan catatannya dan menuliskan sesuatu. Sesuatu seperti strategi bertarung dan sebagainya. "Pertandingan yang menarik" komentarnya.

Ia pun meminum air yang ada di botol di sebelahnya. Setelah itu ia bermaksud untuk pergi dari situ. Namun, padatnya penonton membuat ia tidak bisa pindah kemana-mana. Ia melihat ke kanan dan ke kiri, "Adakah anggota Tokyo Tower Group lainnya yang duduk di bangku penonton ini? jika ada, mungkin menonton bersamanya jauh lebih baik, aku jadi bisa berkonsultasi" pikirnya.

Vienne tercengang melihat akhir pertandingan yg tidak sesuai harapannya. "ara? Sudah? Begitu saja? Haah? Ga rame banget?!" keluhnya. Menurutnya kesalahan yang dibuat leroy sangat ceroboh. Keluar batas arena dan di-diskualifikasi dari pertandingan. Tanpa ada klimax yang berarti.

"huuh...ga rame.."keluhnya lagi. Vienne benar-benar kecewa dan hendak pergi dari sana. Namun tiba-tiba dia teringat sesuatu. "hem...kazune, pemenang pertandingan kita habis ini kan melawan allan, dan...er...". Vienne agak ragu melanjutkan kata-katanya. Dia tidak percaya kalau akhirnya dia bertanya seperti ini pada kazune. "...eng...siapa pemenang dari pertandingan kita?"

"Yo! Tama , tak di sangka bisa bertemu Tama di sini ? tertarik untuk mengikuti pertarungan ini yah ?" Sapa Keisuke dari belakang dengan tiba2 sambil menepuk pundak Tama.

"seperti nya di To-To ini banyak petarung yang menarik.. lain kali saya ke sini saya akan mencoba bertarung di sini.. apakah Tama juga mau ikut?" Tanya Keisuke dengan nada ramah pada Teman nya itu .

Tama kaget dengan kedatangan Keisuke. "Keisuke-san..."

Tama pun mengangguk, "Benar, saya juga merasa tertarik, mungkin lain kali saya akan ikut" jawabnya singkat. Ia pun kembali membuka catatannya dan bertanya beberapa hal mengenai pertarungan tadi. "Bagaimana menurutmu tentang pertandingan tadi?"

Setelah bertanya itu ia kembali melihat ke arah arena pertarungan, "Setelah ini pertarungan antara Kazune-san dengan Rienne-san ya? Sungguh menarik. Aku ingin melihat pertarungan antar witch" pikirnya dalam hati.

"witch!?.. ah , semog ananti saya tidak bertarung melawan seorang penyihir.. pertahanan sihir saya buruk sekali... ahahahaha" Ujar Keisuke sambil tertawa ringan.

"mengenai pertarungan yang tadi.. Leroy-san , seharus nya bisa memberikan perlawanan lebih.. dan hasil nya masih belum bisa di tebak.. dengan kekuatan yang berimbang pertarungan ini menjadi semakin seru , namun Kecepatan Leroy -san Jauh diatas Alan-san , jika Leroy-san bisa mengakhiri pertarungan lebih cepat dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan, saya rasa Leroy-san lah yang akan memenangi pertarungan ini.." Lanjut nya memberikan analisa tentang Leroy pada Tama.

"Tetapi , jika Leroy-san tak mampu mengakhiri pertarungan dengan cepat.. maka ia akan kehabisan stamina dan mudah sekali di serang oleh Alan-san yang memiiliki Stamina dan daya tahan yang jauh di atas Leroy-san.. di lihat dari stamina dan ketahanan tubuh Leroy-san.. seperti nya ia tak akan bertahan lama kalau sampai kelelahan dan terkena serangan dari Alan-san" Lanjut nya memberi analisa tentang Alan.

"nah.. saya sudah memberikan analisa saya.. bagaimana dengan analisa tama sendiri?" tanya Keisuke pada Tama.

Tama mendengarkan Keisuke dengan seksama. Ia kemudian memegang kedua tangannya di dagu. Berpikir. "Saya juga setuju kalau Leroy-san seharusnya jauh lebih unggul. Leroy-san jauh lebih cepat dari Allan-san. Saya tak perlu berkata apa-apa lagi, semua kesimpulan saya sudah disebutkan olehmu" jawabnya.

"Hanya saja hasil akhir tadi sama sekali tidak disangka..." lanjutnya.

Ia pun kembali memegang dagunya. Melihat ke angkasa. Pertarungan berikutnya mungkin jauh lebih menarik dari ini. Kazune dan Rienne sangat dekat sekali, tampaknya mereka bersahabat baik. "Aku harap, mereka dapat bertarung dengan sungguh-sungguh, walaupun mereka bersahabat" pikirnya.

Akhirnya ia menemukan kelemahannya lagi, sama seperti Keisuke, ia juga tidak bisa mengatasi serangan magis ataupun spiritual.

===========================================================
OOT : wah, Tama... mereka berdua itu pacaran!! btw, jadi paralel gini ya? gpp nih?

"memang hasil pertarungan Allan-san dan Leroy-san cukup mengecewakan.. tapi , saya harap lain kali dapat melihat pertarungan mereka tanpa ad aturan keluar batas.. karena dalam pertarungan sesungguh nya semua tempat adalah arena bertarung" Ujar Keisuke yang masih menyangkan hasil pertarungan tadi.

"hmm.. yah walaupun bukan kita yang bertarung.. pertarungan ini seperti nya bisa membantu kita jika kaita harus bertarung dengan petarung yang bertipe penyihir.. setidak nya kita bisa melihat titik lemah para penyihir" Lanjut Keisuke yang tiba2 bersemangat untuk menonton pertarungan antar penyihir , namun sebenarnya Keisuke lebih memfokuskan untuk menemukan titik lemah petarung bertipe penyihir daripada menonton pertarungan nya itu sendiri.

"Benar..." Tama pun mengangguk.
Ia sudah tidak sabar untuk menyaksikan pertarungan selanjutnya. Seperti apa yg dikatakan Keisuke sebelumnya, Ia juga akan mencari titik kelemahan penyihir dalam pertarungan nanti. Kira-kira siapakah yang akan menang?

Tama kembali mengambil botol air untuk minum, dan menyiapkan catatannya.

"Huff...huff... aku...menang?" Allan memasukkan Akai Suzu.

Allan menghampiri Leroy dan menjabat tangannya.

"Nice fight! Maaf ya... sepertinya aku terus kelepasan mengeluarkan seranganku."

Allan melihat ke Vienne dan Kazune

"Lalu...Kazune dan Vienne kan sama-sama jatuh tidak sadarkan diri... berarti... pemenang turnamen ini...aku?!"

Allan tersenyum, tapi belum bergerak dari tempatnya.

===============================================
*afk /GG *kabur*

Tama kaget, dan segera berdiri dari tempat duduknya. Ia akhirnya sadar akan situasi.

"A...apa maksudnya ini?? pertarungan selesai begitu saja? Bagaimana dengan pengamatanku??" tanyanya pada diri sendiri.

"hee? Tadi yang jatuh duluan itu rienne! Aku jatuh setelah dia jatuh! Berarti aku yang menang. Aku yang akan jadi lawanmu allan!" sifat keras kepala kazune muncul dan langsung menghampiri allan.

"nah, bagaimana? Seharusnya aku bertanding dengannya kan sekarang?" kazune meminta persetujuan dari yang lain.

"hee? Tadi yang jatuh duluan itu rienne! Aku jatuh setelah dia jatuh! Berarti aku yang menang. Aku yang akan jadi lawanmu allan!" sifat keras kepala kazune muncul dan langsung menghampiri allan.

"nah, bagaimana? Seharusnya aku bertanding dengannya kan sekarang?" kazune meminta persetujuan dari yang lain.

"Fuu... efek racun itu masih terasa pada tubuhmu, Kazune? Kalau iya, lebih baik kau istirahat..." Allan memperhatikan Kazune.

"Tapi kalau kau bersikeras... boleh saja... bagaimana, Rienne?" Allan sebenarnya tidak mau bertarung untuk sekarang, tapi kalau harus, dia tidak berkeberatan dan menikmatinya.