[RP] Skirmish! Battle of the Towers!

vienne berpikir sejenak. memang dia kalah, dan dia benci itu. tapi bagaimanapun juga dia kalah. lagipula vienne sudah lelah dan sedikit kecewa dengan hasil pertandingan yg dia tunggu-tunggu. "yup..terserah..kazune masih bisa bertanding kok. tadi sudah diberi obat penawarnya dan dalam waktu 2 menit lagi dia akan benar-benar pulih."katanya santai.

"tapi...kalian harus bertarung dengan benar. jangan kecewakan aku lagi. sudah cukup 1 pertandingan berakhir dengan tidak lucu. lagipula, sepertinya 2 orang di sana juga berpendapat sama denganku." katanya sambil menunjuk ke 2 orang sword master yg dari tadi mengamati pertandingan serius. mereka adalah tamaki dan keisuke.

rienne muncul. dia mengkhawatirkan kazune karena dia akan bertanding lagi. "kazune.."katanya sambil mendekati kazune. "good luck ya." lanjutnya sambil menggenggam tangan kazune. "usahakan jangan sampai terluka parah. itu pesanku."

"Begitu ya... baiklah... kalau begitu." Allan berjalan kedalam Arena dan menunggu Kazune.

"Baiklah... ini final, ya?"

"oke, tenang saja. Tunggulah di sini." kazune mengelus kepala rienne dengan lembut sambil tersenyum.

kazune naik ke arena pertarungan. Dia mengisi handgunnya dengan peluru lalu menggunakan tongkatnya.
"kita mulai, allan."

Leroy turun dari arena sambil menggerutu. Sambil menuruni arena, ia melirik ke arah Keisuke dan tersenyum "Pengamatan yang bagus, teman... Sayang sekali arena pertandingannya sempit sekali.." ujarnya sambil mendengus.

"here we go, allan!" kazune menembakkan peluru jaringnya. Tapi ternyata peluru itu meleset. Lalu kazune maju dengan menggunakan tongkatnya. Semua serangannya juga dapat ditangkis.

"sepertinya aku tidak bisa meremehkanmu."

"Wah... serangan bertubi-tubi dari awal... cepat sekali, Vice!" Allan bersiap menebaskan pedangnya

"Shikuuha!" sebuah horizontal slash setengah lingkaran dilancarkan pada Kazune, yang meleset karena Kazune lebih jauh dari jarak serangan itu.

"Fuu... tidak kena... huff, melawan seorang WizardWitch akan sulit... huhuhuh."

vienne muncul lagi untuk melihat pertandingan allan dan kazune. sejauh ini pertandingan itu berlangsung sengit. "ah...dari tadi perasaan serangan jarak jauh terus..coba kalau allan melancarkan serangan jarak dekat, pasti kazune kewalahan mengahadapintya." komentarnya. rienne tidak mengerti kata-kata vienne."eh? kenapa gitu?" tanya rienne. vienne menunjuk senjata yg dibawa kazune. "lihat deh senjatanya, semuanya senjata untuk jarak jauh kan? artinya dia masih kesulitan untuk mengontrol serangan jarak dekatnya dengan baik." jelasnya.

vienne bangun dari tempat duduknya dan menghampiri leroy dan duduk di sebelah tamaki. "pertandingan yg lumayan, sayang tadi kau kalah, leroy." katanya pada leroy. lalu vienne memandang ke arah tamaki dan keisuke. "menurut kalian pertandingan ini bagaimana?"

"Huff... AYO! Oboro Naru Ni!" Allan melompat maju dan melakukan empat tebasan keatas pada Kazune, dua dihindarinya.

"Ouh! Ayo, Kazune! Tidak seru kalau aku saja yang menyerang!"

"oke oke," kazune menggunakan pecutnya untuk mengikat tangan allan. Setelah terikat kazune memberikan serangan elektrik melalui cambuk itu.

kazune mendekati allan dan menyerang dengan tongkatnya

"Final...eh?" ternyata Sakurano hanya melamun dari dari, mengigau yang tidak-tidak tentang darah.

"Waw...Allan-kun versus Kazune-kun.. nggak ketebak nih" ia kemudian menahan dagunya dengan tangan lalu memperhatikan pertarungan layaknya juri.

Verin Ichihara wrote:"menurut kalian pertandingan ini bagaimana?"

Ia pun menoleh pada Rienne yang ada disebelahnya. Kemudian kembali ke arena pertarungan. "Pertarungan yang menarik, antara Witch dan Sword Master. Menurut saya Allan-san memiliki prosentase lebih untuk menang. Kemampuan serangan dan pertahanan yang dimiliki Allan-san lebih unggul, begitupun dengan kecepatan serang. Namun, Kazune-san juga tak boleh diremehkan. Kazune-san memiliki kemampuan spiritual yang kuat, berbeda dengan Allan-san yang lemah."

Tama menjelaskan dengan panjang lebar, bertolak belakang dengan sifatnya yang pendiam. Ini menandakan bahwa ia sangat tertarik dan antusias.

"Perbandingannya, 60-40 untuk Allan-san. Karena Allan-san tampaknya memiliki barang-barang yang mungkin dapat mengatasi kemampuan spiritual Kazune-san"

"*DZZT!*gyaaa!!" listrik yang menyetrum Allan membuatnya kejang-kejang. Perintah dari otaknya tidak dapat sampai ke tubuhnya.

"Ini...Paralyze!" pikirnya, dia terjatuh, dan sengatan listrik itu membuatnya tidak bisa bergerak untuk sementara.

"Heuh... armor Blademaster kurang ketahanan elemen nya daripada armor Gunner..." pikirnya sambil terbaring tidak bisa bergerak.

melihat allan terjatuh karena disetrum oleh cambuk listriknya kazune, vienne hanya bisa garuk-garuk kepala. "haduh? dia juga kesetrum? tapi perasaan efek yg kuterima tidak sampai segitunya deh..setidaknya tidak membuatku paralyzed." katanya.

allan benar-benar terbaring dan tidak bisa bergerak. "hem...jika pemenangnya kazune berarti dia akan melawan leader wang." gumamnya. lalu dia menoleh ke arah tamaki. "haah..sepertinya perkiraan kita salah.."

"Sial siaal...mana yang kupakai armor ini... ketahanan listriknya rendah sekali... malah armor ini menambah kekuatan serangan listrik yang masuk..."

Allan mencoba menggerakkan tangannya.

"Fu, bisa!" Allan mencoba menggerakkan Akai Suzu dan Siegmund, dan mengayunkannya kearah Kazune yang berjalan mendekat.

"The end." Kazune menembakkan peluru jaring saat Allan tidak bisa bergerak. peluru itu mengurungnya.

Kazune menghampiri, lalu dia menggambarkan sebuah lingkaran sihir di udara, sihir kecil yang akan membuat Allan tidak sadarkan diri. Lalu Kazune menjentikkan jarinya dan membuat Allan tidak sadarkan diri.

"Kamu akan tidur selama kurang lebih lima belas menit. Selamat tidur!" ucap Kazune pada Allan yang tak berdaya di hadapannya.

Kazune menyelakan voltase ringan pada tongkatnya lalu memberikannya pada Allan. Ini hanya akan membuatnya tergelitik atau paling parah dia akan kram.

melihat kemenangan kazune, rienne muncul dan ikut bersorak bersama penonton lain yg menyoraki kemenangan kazune. "yeiiii!!! kazune menang!!!!" soraknya sambil melambaikan tangannya ke arah kazune.

"yah..setidaknya pertarungan ini lebih baik dari yg tadi." kata vienne. "dia memang benar-benar vice leader..hahaha" lanjutnya lagi. rienne bingung mendengar kata-kata vienne. "ehh? dia kan memang vice leader?" tanya rienne. vienne tertawa kecil. "haha..maksudku dia bisa bertarung tanpa terluka sedikitpun sejak awal pertarungan ini.. yah kecuali racunmu itu."

"Ara? aku menang?" Kazune berkomentar saat semua penonton bersorak, termasuk Rienne. Kazune masih menunggu keputusan dari Juri. Dia merasa tidak percaya kalau dia bisa menang... dia memang seorang vice leader sih...

Kazune membungkuk pada Allan.
"Maafkan aku kawan. Aku tidak bermaksud melukaimu..."

Tama kagum dengan pertandingan tadi. Pertarungan ini adalah pertarungan yang terbaik dari pertarungan-pertarungan sebelumnya. Kemenangan Kazune memang diluar perkiraan. Namun ia senang bisa mendapat sedikit catatan untuk dipelajari. "Benar Rienne-san, perkiraan kita salah. Pertarungan memang tidak bisa ditentukan di atas kertas. Di arena, segalanya bisa terjadi" katanya jelas.

Setelah memberi selamat pada Kazune, ia pun berkata, "pertarungan selanjutnya.. antara Kazune-san dan Leader Wang-sama ya?" katanya antusias.

"Heee? memang leader wang mau? setauku leader wang bukan orang yang suka menunjukkan kemampuannya di depan umum seperti ini..." komentar Kazune saat mendengarkan perkataan Tama.

Benar... apakah leader wang akan melawannya? yang jelas kalau iya, dialah yang akan kalah nanti... melawan seorang leader seperti tikus yang minta dimangsa oleh kucing...

Allan terbangun dan mendengar kata-kata Kazune.
"Bah...haha... salahku, armor Blademaster yang ini memang lemah terhadap listrik, seharusnya kupakai saja yang lemah terhadap air tadi." dia masih terbaring di tanah.

Allan melanjutkan kata katanya.
"Lagipula biasanya aturannya 'Mage mengalahkan Warrior, Warrior mengalahkan Ranger, Ranger mengalahkan Mage', jadi kurasa ini bisa dimaklumi, haha."

"Terima kasih pertarungannya... lagipula... aku kan seorang vice leader, hahahahaha..." kazune membantu Allan bangun dan turun dari arena.

Lalu, Kazune menghampiri Rienne.
"Aku menepati janji kan? aku tidak terluka..." Kazune nyengir pada Rienne, menunjukkan dirinya tidak terluka.

"Lalu bagaimana sekarang?" tanya Kazune pada yang lain.

rienne menghampiri kazune dan mencium pipinya. "selamat ya..dan kamu berhasil menepati janjimu" kata rienne sambil tersenyum. lalu dia menoleh kanan-kiri. "ano~ habis ini pertarunganmu melawan leader Wang kan? kalau begitu seharusnya dia ada di sini..." katanya.

tiba-tiba dia menemukan solusi yg konyol. "ah! kita bawa saja sakurano ke sini, biasanya kan dia yg bisa menyeret..eh, maksudku membawa Leader wang ke sini."katanya.

"entahlah Kazune-san, saya juga kurang tahu, hanya mendengar dari orang lain saja" jelas Tama yg masih berharap bisa melihat pertarungan Leader Wang.

Secara tak sengaja ia melihat Allan yang tadinya terkapar, akhirnya terbangun. "Allan-san, kau baik-baik saja?" tanyanya seraya mendekati Allan.

Wajah Kazune memerah saat RIenne mengecup pipinya. BIasanya dia yang mengecup Rienne. sekarang dia yang dikecup.

"Terserah... tapi jangan paksakan leader wang bertarung ya..."

"Nah... sekarang dimana orang itu...?"

Leader Wang tidak terlihat dimana mana, semuanya menunggu.