[RP] Academy the Firs Time

Pidato Pagi pun sepertinya hanya seperti ini saja. Kamui yang cangggung itu hanya memberi kan sebuah pidato singkat. Dengan lemah lesu dia merasa Kamui sudah melakukan sesuatu yang merepotkan semua orang. Syaoran menyapa kamui dan memberikan sebuah tugas dosa yang masih banyak yang harus di kerjakan oleh Kamui. Lalu Kobato pun datang dengan penuh kecerian menyemangati Kamui.

"terima kasih Kobato-san." sambil mengeluarkan senyum terhadap Kobato yang terlihat sejak tadi dia terkena masalah. " apa kau tidak apa-apa kobato-san? oh ini ya? Terima kasih" Kamui membawa Laporan tersebut untuk mengerjakannya. Sebelum itu Syaoran memberikan tugas keuangan yang harus di tangani oleh Kamui " Syaoran semua sudah cek kembali? hanya segini kah? Terima kasih. Aku akan mengerjakannya" sambil tersenyum membawa dua tugas yang harus di kerjakan Kamui.

Tiba-tiba Tomoyo datang membawa handycamnya kepada Kamui. Ternyata dia merekam kejadian pidato tadi. Kamui yang tadi sempat melupakan kejadian itu langsung berubah menjadi malu dan mukanya pun menjadi merah padam. " eh.. terima kasih tetapi ini... tak usah juga tak apa.. Tomoyo-san.." sambil raut muka yang malu itu dia berbicara kepada Tomoyo.

Kamui yang sedang membawa tugas-tugasnya itu pun menghampiri dahulu Kepala Sekolah CLAMP Academy ini. " Permisi maaf tadi aku hanya bisa menyampaikan pidato yang sangat singkat. Bagaimana dengan keadaan Kakyou-san? Terima kasih sudah kemari." sambil membungkuk menyapa sang kepala sekolah.

"Ah...Kobato-san...ta..tapi..." Watanuki mengingat terakhir kali Kobato membantunya, setengah dari kertas edaran acara tahun lalu, yang dibawa Kobato, semuanya terbang ditiup angin entah kemana setelah Kobato tersandung. Namun Watanuki tidak bisa menolak melihat wajahnya yang polos.

"Tapi...grr...KENAPA TIDAK KAU LIPAT SENDIRI SENSEI!?!?!? INI KAN TUGASMU SEBAGAI GURU!!! Grr...grr..." Watanuki menggumam setengah mengutuk Yuuko, namun mengambil tumpukan surat edaran itu.

"Sudah memerintah-merintah begitu...menipu murid... grr... kenapa dia tidak dikeluarkan dari akademi ini sejak dulu... grr... aku benar benar heran..." Watanuki terus bergumam pelan, tapi dia melipat surat-surat itu, entah bagaimana dia bisa terus melakukannya sambil memaki-maki Yuuko pelan.

Nanase Sumeragi wrote:"Syaoran semua sudah cek kembali? hanya segini kah? Terima kasih. Aku akan mengerjakannya" sambil tersenyum membawa dua tugas yang harus di kerjakan Kamui.

Syaoran tersenyum, "Yah, untuk sementara sudah semua! Tolong dibaca dan ditandatangani!" serunya. Ia senang melihat Kamui sudah berniat untuk bekerja, karena biasanya dia ogah-ogahan saja.

Ia kemudian mengikuti Kamui. Ia pun menyapa sang Kepala Sekolah Academy, Kakyou Kuzuki, dengan membungkuk kepadanya. Ia juga melihat Kakyou-san, tampak seperti sedang mengantuk. Ia hanya tersenyum saja melihatnya.

OOT: ogah-ogahan bukan sikap Kamui tapi Nokoru^^

-----------------------------------------------------------------

Syaoran yang kembali menjawab pun di jawab kembali oleh kamui " oh iya. terma kasih Aku akan ngerjakannya." sambil tersenyum terhadap Syaoran.

Kepalah Sekolah CLAMP Academy ini selalu memakai pakaian kimono putih. Setelah bangkit dari salam hormat kepada Kakyou Kuzuki " ada tugas buat musim yang baru ini Kakyou-san? " sambil tersenyum kepada kepala sekolah tersebut.

"aku bantu melipat ya! Watanuki-kun saja yang bawa. Tanganku agak sakit setelah terjatuh tadi. Jadi tidak bisa membawa barang dulu." kobato tersenyum pada watanuki.

kobato mengikuti watanuki yang menggerutu. Kobato hanya tersenyum polos saja.
"ioryogi-san, semoga musim ini berakhir dengan baik ya!" ujar kobato pada boneka anjing berwarna birunya.

"aku bantu melipat ya! Watanuki-kun saja yang bawa. Tanganku agak sakit setelah terjatuh tadi. Jadi tidak bisa membawa barang dulu." kobato tersenyum pada watanuki.

kobato mengikuti watanuki yang menggerutu. Kobato hanya tersenyum polos saja.
"ioryogi-san, semoga musim ini berakhir dengan baik ya!" ujar kobato pada boneka anjing berwarna birunya.

OOT: ooiya~ habis sy ngerasa OSIS di clamp academy kaya di OSIS clamp school c... jadi kamui apa dong?

============================================================

Mendengar kata 'tugas baru', itu berarti Syaoran harus kembali bersusah payah lagi. Ia harus menghitung berapa pendapatan dan pengeluaran dari setiap tugas yang diembankan. Ia selalu berusaha agar pengeluarannya jauh lebih kecil daripada pendapatan. Namun, hal-hal yang aneh pasti selalu terjadi, terutama karena kecerobohan Kobatosehingga tidak jarang kalau hasilnya selalu lebih banyak pengeluaran.

"Kamui-san, sepertinya Kakyou-san masih ngantukkelelahan, lebih baik Kamui-san menyelesaikan tugas-tugas itu lebih dulu, baru bertanya tentang tugas baru OSIS nanti" sarannya.

Pidato sudah selesai dibacakan, dan Kakyou dengan sukses memejamkan matanya--karena lelah. Untunglah keadaan disekitarnya ribut--apalgi suara Yuuko yang paling menonjol--sehingga tidak cukup untuk membuatnya tertidur. Karena orang normal hanya bisa istirahat di tempat tenang, rite? Kecuali para pekerja lembur, kau tahu, mereka orang menyedihkan yang bahkan tidak punya waktu tidur saat malam. Dan sekali lagi--Kakyou tidak berada di golongan om-om pekerja keras.

Sementara berpikir, kepalanya terantuk sedikit kebawah--membuat Kakyou refleks membuka matanya kembali. Tahu-tahu, sudah ada seorang pemuda dihadapannya--membungkuk hormat. Hee, untung waktunya tepat. Bagaimana jika mereka melihat seorang kepala sekolah tidur di acara pembukaan? Malu. Yah, walau Kakyou tidak terlalu bisa merespon bagaimana rasanya.

Oke, jadi ada seseorang yang menghampirinya. Kamui. Si pengurus OSIS, betul sekali. Apa mereka mau minta sesuatu, eh? Bukan ternyata. Cuma sapaan normal pada pagi hari, antara OSIS dan pembinanya.
"Tadi itu bagus sekali, Shirou-san. Terimakasih juga telah me-- ah...", Ah? Jeda sebentar dalam kalimatnya, saat datang lagi seorang staff OSIS--tepatnya tuan Bendahara, Li Syaoran. Dia tersenyum, dan entah kenapa Kakyou merasa harus balas tersenyum--hambar.
"Syaoran-san juga, terimakasih.."

Pertanyaan berikutnya tak dikira-kira. Ketua OSIS CLAMP Academy itu menanyakan kemana tugas-tugas yang harus ia kerjakan bulan ini. Ah. Ternyata orang yang rajin, okay, tidak salah dipilih jadi ketua. Syaoran disebelahnya terus berkelakar gundah, layaknya penasihat. Hm...

"Banyak sekali, Shirou-san. Nanti saja kau ambil berkasnya di ruangan-ku,"
Nahaha. Banyak, Kamui. Walau ada Subaru dan orang lain membantunya, tetap saja Kamui yang harus bertanggung jawab dengan semua tugas-tugas itu. Dan tambahan, kegagalan tidak bisa ditoleransi. Menurutmu Kakyou orang yang baik dan senang berbuat sesuatu demi kepentingan semua orang? Hmph.

Kepala Sekolah Kakyou Kuzuki, Selalu saja berwajah pucat dengan memakai pakaian kimono putih ini sepertinya sedang mengantuk disana. Hm-- sepertinya dia terganggu oleh kekacauan yang terjadi oleh keberadaan Yuuko dengan Watanuki. Untung saja Kakyou-san belum tertidur jika iya, Kamui akan bingung cara membangunkannya. Secara formal dia adalah Kepala Sekolah tidak boleh sembarangan berbicara yang tidak sopan.

Setelah menunggu mendapat jawaban dari sang Kepala Sekolah--Kakyou-san akhirnya menjawabnya. Sepertinya tugas Kamui tidak berhenti sampai disini saja. Bukan hanya menandatangi laporan keuangan dan bukan hanya membaca memperiksa usul tentang acara yang akan di selenggarakan di CLAMP Aademy ini. Well, sudah tugas Kamui sebagai Ketua OSIS membawa dan mengerjakan semua tugas atau apapun yang menyangkut dengan CLAMP Academy ini dengan di bina oleh Kakyou-san ini.

" Sama-sama Kakyou-san. Berkas itu ada di ruangan Kakyou-san? Saya akan mengambilnya." sambil membungkuk lalu berjalan--ke ruangan Kepala Sekolah. Sejenak terhenti langkahnya melihat di tangannya sudah--menumpuk banyak kertas-kertas tugas. " Syaoran-san? Bisa kah kau membantu ku mengambil berkas-berkas yang berada di Ruangan Kepala Sekolah? " sambil melirik Bendahara--Syaoran. Kamui pun melanjutkan langkah kaki nya menuju ruangan Kepala Sekolah.

Beberapa langkah yang cukup jauh dari Aula kita berjalan menuju ruangan kepala sekolah. Setelah 5 menit kemudian, Sampai lah di ruangan Kakyou-san. Membuka pintu adalah langkah pertama setelah sampai di ruangan itu. Ternyata penuh dengan berkas-berkas yang harus Kamui selesaikan. Wajah Kamui pun langsung bingung dan memucat melihat berkas-berkas itu. Dihadapannya ada Kakyou-san yang memperlihatkan berkas yang harus di selesaikan dan berkas yang menumpuk yang harus di kerjakan Kamui.

"Tentu saja, dengan senang hati!" jawab Syaoran singkat.

Ia tahu, banyak sekali tugas yang harus dikerjakan oleh Kamui di hari pertama ini. Kadang-kadang ia merasa sedikit bersalah karena selalu mengingatkan Kamui tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan sang Ketua OSIS itu. Tapi, apa boleh buat, menjadi seorang Ketua OSIS adalah sebuah pilihan yang dipilih oleh Kamui, dan tidak peduli bagaimana pun capeknya, Kamui harus selalu melaksanakannya. Ia juga berkata begitu pada dirinya sendiri sebagai salah satu staff pengurus OSIS Clamp Academy.

Ia lalu mengikut Kamui menuju ruang Kepala Sekolah. Sesampainya disana, ia juga melihat banyak sekali berkas-berkas yang harus diselesaikan OSIS. Melihat Kamui yang wajahnya mulai berubah pucat, ia lalu berkata padanya, "Tenang saja Kamui-san, para pengurus OSIS lainnya, termasuk aku, pasti akan membantu Kamui-san!"

Ia pun segera membawa sebagian dari berkas itu--yang sebagiannya lagi dibawa oleh Kamui, menuju ke ruangan OSIS. Sebelum keluar dari ruangan kepsek, ia membungkukan badannya terlebih dahulu pada kepsek pucat itu. "Kami permisi, Kakyou-san!"

"Sepertinya setelah menaruh ini, aku harus memanggil Subaru-san dan Kobato-san untuk datang membantu" pikirnya.

Watanuki melihat Kobato yang sedang asyik melipat surat edaran.
"Hhh...Kobato-san...mau maunya dia ditipu mentah mentah oleh guru norak itu... sebenarnya bagaimana sih dia bisa se optimis itu...?" pikir Watanuki, memang aneh temannya yang satu ini, dari tahun lalu dia selalu optimis dan selalu ingin membantu orang lain, walau orang-orang itu menyuruhnya mengepel atap, menyapu lapangan hingga tidak ada pasir dan debu sama sekali, dan hal-hal keterlaluan lainnya, dia tetap saja tidak curiga ataupun marah.

yuuko langsung menoleh ke watanuki. "siapa yang kau sebut 'guru norak'???" katanya dengan ekspresi yang sangat menyeramkan.

yuuko melihat kobato yang masih asik dengan tugasnya. "anak yang baik. semoga keinginannya terwujud." gumamnya.

lalu dia menoleh lagi pada watanuki. "watanuki~ aku haus nih...kalau sudah selesai tolong belikan aku minum dong di mesin otomat depan aula..." katanya sambil mendekati watanuki. "...mungkin himawari-chan mu ada di sana.."lanjutnya lagi.

____________________________
OOT : uda ada yg jadi himawari blom sih?? ==a

Setelah selesai mengantarkan berkas-berkas ke ruangan OSIS, Syaoran segera mencari pengurus OSIS lainnya untuk membantu Kamui. Ia kemudian pergi keluar untuk mencari Kobato terlebih dahulu. Ia berpikir sejenak.

"Sepertinya Kobato-san sedang berada di ruang guru..."

Ia kemudian berjalan ke ruang guru. Benar saja, ia menemukan Kobato dan Watanuki yang sedang melipat kertas. Sepertinya Yuuko lagi-lagi menyuruh Watanuki seenaknya dan Kobato yang ceroboh ikut membantunya.

Ia mendekati Yuuko, berusaha untuk berkata yang baik pada guru nyentrik itu, "Ano, permisi Yuuko-sensei, saya pinjam Kobatonya sebentar, ada sedikit urusan di OSIS. Tidak apa-apakah? Atau saya akan carikan Doumeki-san untuk menggantikan Kobato jika perlu"

yuuko melirik pada syaoran. "ah~ tentu saja tidak apa-apa. hanya saja.. sepertinya watanuki butuh teman untuk mengerjakan tugasnya.. ya kan watanuki?" katanya sambil tersenyum pada watanuki.

"hem...kalau bisa panggilkan doumeki-kun saja untuk menggantikan kobato-chan. pasti watanuki senang!" suruhnya pada syaoran. melihat watanuki yang cemberut, yuuko menggodanya. "hara..watanuki..jangan cemberut gitu. yang semangat dong mengerjakannya!" kata yuuko sambil mengisengi watanuki.

sementara watanuki sibuk mengerjakan perintahnya, yuuko malah santai-santai sambil membaca komik.

"HAH? Benarkah Himawari-chan ada didepan mesin itu?!?!" Kecepatan melipat surat milik Watanuki bertambah hingga tiga kali lipat. Dalam lima menit, semua surat edaran bagiannya, bahkan bagian Kobato yang tidak sengaja dia ambil, selesai dilipat.

"Kalau begituu~ aku kesana duluu~~" teriak Watanuki sambil berlari, matanya berbinar-binar, hatinya berbunga-bunga begitu mendengar nama Himawari.

"Himawari-chaaan~~..."

"Ehm..."

Subaru ditinggal sendiri di aula. Ia sedikit bingung... maksudnya sedikit lupa juga dengan segala hal yang terjadi.

"A...ah, tadi apa yang terjadi ya? Ehm... ke mana yang lain ya?" ia malah bertanya-tanya sendiri, kebingungan dengan situasi yang dihadapinya.

Kemudian Subaru melirih ke arah lain di aura, semua siswa nampak suda meninggalkan tempat tersebut. "Ah ya... sambutan paginya sudah selesai." Ia berucap ringan, lalu... terdiam. Setelah ini apa?

Lokasi : Diluar Aula


Seishiro menguap lebar, sepertinya ia sama sekali tak mengikuti acara pidato yang membosankan tadi.

Matanya terlihat sendu karena ia masih sangat mengantuk.

"Hoaehm ...." ia menguap lebar

"Apakah acara membosankan itu sudah selesai?" tanya heran

Karena tidak tahu mau melakukan apalagi kemudian Subaru memutuskan untuk keluar ruangan aula itu. Ia nampaknya baru teringat sesuatu sampai harus berlari ke luar ruangan.

Tanpa diduganya "Bruk!!" Subaru menabrak seseorang... nampaknya ia adalah Seishirou.

"A...aduh, maaf..."

Seishiro mencoba kembali berdiri, angin sepoi yang berhembus menyibak rambutnya yang mendek serta memancarkan aura kegantengannya kesegala penjuru (hoeeek xDD)

"Hei! Hati-hati donk kalau berjalan" ujarnya sambil membersihkan seragamnya.

Melihat Seishiro yang nampak marah Subaru merasa bersalah, "Aaah maaf-maaf," ia menunduk-nunduk semakin merasa bersalah.

"Sini kubantu bersihkan," ujarnya sambil membantu Seishiro membersihkan pakaiannya dengan menepuk-nepuk punggungnya.

"Tak apa-apa" ujarnya sambil terus merapikan pakaiannya.

Ia memungut tas ranselnya yang ikut terjatu tadi, kemudiannya menyandangnya dan bersiap menginggalkan tempat itu.

Melihat dengan wajah pucat dan muka kebingungan Kamui mengambil setumpuk dosaberkas-berkas yang harus dikerjakan oleh Ketua OSIS--Kamui. Begitu banyak berkas-berkas yang akan dikerjakan sampai-sampai tangan Kamui tidak cukup untuk membawanya. Sehingga terjatuh berkas-berkas itu dan mengambil kembali berkas yang jatuh itu. Sepertinya ini hal yang pertama yang akan membuat Kamui sibuk.

" Kakyou-san, apakah ada lagi yang ingin saya kerjakan?" kamui yang mengambil berkas-berkas itu bertanya apakah dia ada kerjaan lagi. "jika tidak ada saya pergi dahulu. Terima kasih." kamui yang selesai mengambil berkas-berkas itu berdiri lalu membungkuk hormat kepada Kepala Sekolah--Kakyou-san dengan di akhiri leh senyuman. Dengan tangan penuh Kamui berjalan menuju ruangan OSIS.

Sesaat berjalan menuju ruangan OSIS, melihat Subaru dengan pacarnyaSeishirou sedang berbicara sesuatu. " Subaru! " ops! sepertinya Kamui sudah salah menyapa mereka berdua yang sedang pacaranberbicara berdua. Mulai dengan sikap Kamui yang tidak mau merepotkan Kamui langsung berbalik badan menuju ruangan OSIS dengan berbeda arah.

"O... oh baiklah kalau kamu tidak apa-apa." Subaru berhenti menepukki punggung Seishi, ia lalu manggut-manggut, benar-benar tidak tahu harus melakukan apalagi.

Kemudian Kamui datang, memanggil namanya. Reflek sapaan itu segera ditanggapinya. "Aah... Kamui-san," Subaru menyapa balik, sedikit lupa dengan kejadian sebelumnya.

"eh? Osis? Tapi..." kobato memandang yuuko dengan cemas. "baiklah... Maafkan aku yuuko sensei!" kobato pergi mengikuti syaoran ke ruang osis untuk rapat.
"rapat untuk acara osis musim ini ya, syaoran-san?"

Dikira Kamui Subaru tidak akan membalas sapaannya karena terpaku oleh seishikarena dia sedang berbicara dengan Seishirou. Kamui langsung membalik badan menuju ke tempat Subaru.

" Subaru bisakah kau membantu ku menyelesaikan berkas-berkas ini? Sepertinya tugas dari Kakyou-san belum selesai. Mungkin ini hanya sebagian saja." kamui yang membawa berkas dengan tangan yang penuh pun mengangkat tangan nya untuk memperlihatkan sebanyak apa--berkas-berkas itu. Dengan muka yang agak menunduk karena sekali lagi kamui telah merasa merepotkan orang kembali.